“Keju merupakan olahan susu, mestinya zat gizi dalam keju harus sama dengan susu. Memilih keju harus tahu zat dalam keju harus sama pada zat dalam susu,” kata Pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) itu dalam sebuah webinar kesehatan, Jumat (3/12/2021).
Seperti halnya susu, keju juga harus mengandung tinggi kalsium, protein dan vitamin D. Protein bermanfaat untuk pertumbuhan anak, kalsium untuk kepadatan tulang atau tempat jaringan menempel, sementara vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium.
“Jadi anak kalau vitamin D-nya cukup, mood-nya bagus. Kalau mood-nya bagus, dia bisa makan apa saja,” kata Rita.
Dia menegaskan, vitamin D merupakan zat dasar yang ada pada susu dan mestinya ketika diolah jadi keju tidak akan hilang. Jadi, baik itu kalsium, protein dan vitamin D yang terkandung dalam susu semestinya juga tetap ada dalam keju, termasuk keju cheddar.
Keju cheddar merupakan jenis keju yang terbuat dari susu sapi yang sudah dipasteurisasi dan biasanya bertekstur cenderung keras, berwarna putih pucat serta memiliki rasa yang tajam dan gurih.
“Berbagai manfaat yang diberikan oleh keju cheddar tentu tak lepas dari kandungan nutrisi yang ada di dalamnya, seperti kalsium, protein, dan vitamin D. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi ibu untuk memastikan keju cheddar dengan komposisi yang tepat dan berkualitas,” tutur Rita.
Penelitian dari National Library of Medicine menunjukkan, produk olahan susu yang kaya kalsium, salah satunya keju cheddar, terbukti dapat meningkatkan kepadatan tulang anak. Selain itu, keju cheddar juga bisa berperan sebagai sumber energi yang tinggi kalori agar buah hati bisa terus bergerak dan tidak mudah merasa lelah.
“Keju cheddar dari susu asli, jadi zat yang ada di dalam mestinya ada tiga komponen utama tadi,” demikian kata Rita. (na/den)
Discussion about this post