BANDUNG | WALIMEDIA – Sebanyak 5.053 peserta mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan menggunakan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) secara daring dari 24-29 Mei 2021.
Karena daring (dalam jaringan), maka peserta dapat mengikuti ujian dari rumah masing–masing, dengan menggunakan perangkat smartphone/tablet/notebook/laptop/personal computer. Syaratnya, perangkat yang digunakan tersebut harus memiliki camera dan speaker aktif.
Wakil Rektor I UIN SGD, Prof. Rosihon Anwar, yang didampingi Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data, Undang Syaripudin, dam Kepala Sekretariat M. Erihadiana menjelaskan, pelaksanaan UM-PTIKN dengan menggunakan SEE merupakan upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus.
“Upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19 di lingkungan kampus, maka pelaksanaan SEE UM-PTKIN dilakukan secara online dari rumah masing-masing,” kata Rosihon di Sekretariat Nasional SPAN-UM PTKIN, Gedung Lecture Hall Lantai 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa (25/05/2021).
Dari 100.038 peserta SEE UM-PTKIN 2021 secara nasional, jelas Rosihon, untuk di UIN Bandung diikuti oleh 5.053 peserta yang terdiri dari kategori IPA (Ilmu Pengetahuan Alama) sebanyak 443 orang dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sebanyak 4.610 orang.
Pada tahun ini, lanjut Rosihon, jumlah peserta yang melakukan registrasi UM-PTKIN sebanyak 115.315 orang. Namun, hanya 101.738 orang yang membayar dan melakukan finalisasi serta berhak mengikuti ujian sebanyak 100.038 orang. Jumlah pendaftar untuk kategori jurusan IPA 8.264 orang dan IPS 91.774 orang.
Untuk hari pertama pada Sesi 1, SEE UM-PTKIN 2021 diikuti oleh 560 orang peserta dengan angka kehadiran 528 peserta (94%), hingga selesai ujian diikuti oleh 526 peserta (94%). Pada Sesi 2 diikuti oleh 560 peserta, dengan kehadiran 534 orang (95%), selesai ujian sebanyak 538 orang (96%). Sementara pada Sesi 3 diikuti jumlah peserta : 560, dengan kehadiran : 537 (96%), selesai ujian : 539 (96%).
Secara nasional pada tahun ini, kata Rosihon, Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dijadikan sebagai mata uji baru, selain mata uji yang telah diujikan pada tahun-tahun sebelumnya yaitu Mata Uji Keislaman, Tes Potensi Akademik (TPA), Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Matematika dan IPA Terpadu (Khusus kelompok IPA), serta IPS Terpadu (khusus Kelompok IPS).
“Dengan adanya materi ujian BTQ ini, jangan sampai mahasiswa yang masuk ke UIN tidak bisa baca tulis Al-quran,” jelasnya.
Penggunaan SSE dalam UM-PTKIN memudahkan panitia untuk melakukan monitoring selama ujian berlangsung. Hal ini penting dalam rangka meminimalisir kecurangan.
“Selama ujian berlangsung, kamera pada perangkat yang digunakan peserta harus dalam posisi mode on atau menyala,” pungkasnya.(bud)
Discussion about this post