Pada 25 September 2020 ini, Kota Bandung genap berusia 210 tahun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung menyambutnya dengan meluncurkan logo Hari Jadi Kota Bandung (HJKB).
Pada tahun 2020 ini, Pemkot Bandung telah meluncurkan logo yang bertuliskan 210 dengan menyelipkan gambar (grafis) jembatan Pasupati. Kenapa demikian ?
Ya, sejak diujicobakan pada 26 Juni 2005 lalu, jembatan Pasupati memang telah menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Jembatan diresmikan penggunaannya saat akan dilaksanakannya peringatan ke-50 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA).
Nama Pasupati sendiri diambil dari (akronim) nama dua ruas jalan yang dihubungkan oleh jalan layang tersebut, yakni Jalan Pasteur dan Jalan Surapati.
Tahukah anda kalau ternyata jalan Pasupati telah direncanakan untuk dibangun sejak zaman Belanda?
Menurut situs wikipedia, Jalan layang Pasupati secara historis sudah terancang oleh arsitek Ir. Karsten. Arsitek wilayah ini pada tahun 1920-an sudah menyimpan dasar-dasar rancangan kota Bandung.
Sampai ke sepuluh tahun selanjutnya, dari tahun 1931, rancangan itu masih tetap jadi obsesi sebagaimana program Autostrada yang menghubungkan missing link Jalan Pasteur (Pasteurweg) dan Jalan Ir. H. Djuanda (Dagoweg).
Setelah sempat beberapa tahun tidak terlaksana, akhirnya baru dapat terwujud melalu hibah dana dari pemerintah Kuwait.
Sejumlah sumber menyebutkan, jalan layang Pasupati merupakan jalan layang pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi anti gempa. Perangkatnya yang disebut lock up device (LUD) dibuat di Prancis, sebuanya jumlahnya 76 buah.
Jembatan ini secara keseluruhan menggunakan 663 unit segmen yang ditopang oleh 46 tiang. Setiap segmen beratnya 80 ton sampai ke 140 ton. Hal yang menarik, jembatan ini dilengkapi dengan jembatan cable stayed sepanjang 161 meter yang melintang di atas lembah Cikapundung.
Cable stayed merupakan jembatan tanpa kaki. Kekuatan jembatan itu ditopang oleh 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel sebelah barat dan 9 kabel sebelah timur. Setiap kabel isinya 91 kabel kecil yang masing-masing kabel kecil itu terdiri dari tujuh kabel yang lebih kecil lagi. Sepuluh kabel yang dipasang disebelah barat dibuat berpasangan.
Kini jembatan Pasupati semakin cantik dengan hadirnya lampu sorot yang menyinari Cable stayed. Tak hanya itu, jembatan Pasupati juga semakin “hidup” dengan hadirnya sejumlah taman di bawahnya.
Taman Pasupati atau yang sering disebut taman “Jomblo”, taman Film, skate park, dan lapangan street soccer membuat kawasan ini menjadi lokasi nongkrong anak muda Kota Bandung.
Sejumlah spot di kawasan tersebut cukup instagramabel. Sehigga tak jarang, warga datang ke sana hanya untuk sekedar berselfie atau berfoto bersama.(hms)
Discussion about this post