BANDUNG I WALIMEDIA – Pandemi covid-19 yang nyaris berjalan setahun, benar-benar meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan, utamanya di sektor ekonomi. Banyak pelaku di sektor ini gulung tikar, penyebabnya daya beli masyarakat melemah.
Ketika Walimedia menyusuri beberapa pedagang, keluh kesah berhamburan. Tersirat ada semburat rona pesimisme di gurat wajah mereka.
“Penjualan kami merosot hampir 60 persen. Biasanya dalam sehari sekitar 60 kg beras dihabiskan. Sekarang habis 25 kg saja sudah luar biasa,” ujar Lilis yang berjualan nasi kuning di Jl. Cijerah Bandung.
Lilis bersama suaminya, Triono membuka gerai nasi kuning di 6 tempat di Bandung. Masing-masing di Cijerah, Holis, Cijerah Indah, Melong, Dian Permai dan Jl. Sudirman. Karena pendapatannya merosot tajam, Lilis terpaksa merumahkan beberapa pegawainya.
“Situasi sekarang memang sangat berat, apalagi siswa-siswi belajar di rumah otomatis sekolah-sekolah pada tutup. Penjualan kami di Cijerah terdongkrak oleh pembeli dari siswa-siswi sekolah,” ujar Lilis yang diamini oleh suaminya, Triono.
Lilis yang berjualan nasi kuning sejak tahun 2007 sangat merasakan dampak dari pandemi covid.
“Kami buka dari jam 6 pagi sampai pukul 11 siang. Dari rentang waktu penjualan selama 5 jam itu, biasanya sebelum covid pembeli antri. Tapi sekarang bisa dihitung dengan jari,” ujar Lilis.
Hal yang sama dirasakan pula oleh Deddy, pedagang mie instan rebus dan berbagai makanan serta minuman di pasar Leuwi Panjang Bandung. Deddy mengeluh, pendapatannya sekarang menukik tajam.
“Dalam sehari biasanya menghabiskan 4 sampai 5 karton mie instan. Sekarang habis satu kartonpun sudah bersyukur,” ujar Deddy dengan raut muka galau.
Deddy tak tahu sampai kapan covid akan berakhir. Tentu harapannya covid cepat berlalu agar penjualannya kembali normal.
“Kalau situasinya masih seperti ini berat bagi saya untuk menghidupi keluarga,” ujar Deddy yang memiliki empat anak dan semuanya masih sekolah.
Lilis dan Deddy hanya sebagian kecil dari pedagang kelas menengah kebawah yang sangat merasakan dampak dari covid-19. Pendapatan mereka benar-benar luluh lantak. Bersyukur mereka tetap memiliki semangat untuk mempertahankan hidup.
Mereka berharap, masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sebab dengan demikian ada harapan penyebaran virus covid bisa melandai. Satu harapan yang juga dinanti oleh ribuan bahkan jutaan pedagang kecil lainnya. (Esa)
Discussion about this post