BANDUNG | WMOL – Kasus Coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Kota Bandung semakin terkendali, berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021 kini Kota Bandung sudah memasuki level II alias daerah yang memiliki kasus Covid-19 berisiko rendah.
Meski begitu masyarakat tak boleh euforia, sebab ada ancaman gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia diprediksi akan terjadi pada akhir 2021.
Guna mengantisipasi hal itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung telah melakukan berbagai langkah untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani menyatakan, ada tiga hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga agar kasus Covid-19 tidak melonjak.
Yakni pertama, tetap mempertahankan pola hidup yang berubah yaitu tetap menjalankan 5M (Menjaga jarak, Mencuci tangan, Memakai masker, Menjauhi kerumunan dan Mengikuti vaksinasi Covid-19).
Kedua, Dinkes terus masif melakukan 3T atau testing, tracing dan treatment untuk pelacakan kasus kontak erat, termasuk melakukan surveylens lain di seperti di sekolah. Sebab, sesuai dengan intruksi Kementrian Kesehatan, sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), maka 10 persennya harus dilakukan random sampling (test acak).
“Artinya dilakukan test Covid-19 di sekolah dari berbagai tingkatan secara random. Sampai hari kemarin (Senin, 18/10) kita sudah melakukan sampling kepada 1.512 warga sekolah mulai dari siswa dan guru,” terang Rosye, saat acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (18/10/2021).
“Juga di puskesmas semua kasus ISPA dan lili. Artinya yang sakit batuk pilek dilakukan pemeriksaan rapid antigen maupun PCR, untuk memastikan Covid-19 atau bukan dan itu dilaksanakan di puskesmas,” imbuhnya.
Terakhir, yang ketiga, yaitu memeriksa Whole Genome Sequence (WGS) artinya untuk melacak apakah ada varian baru yang masuk.
Pengecekan dilakukan kepada WNI maupun WNA yang baru tiba dari luar negeri. Nantinya pada saat mereka tiba di bandara, petugas dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) akan melakukan testing ulang kemudian dikarantina selama 5-7 hari.
“Setelah karantina mereka harus PCR lagi. Kalau dia positif, samplenya dilakukan WGS untuk mencari ada varian baru. Karena kita khawatir ketika ada orang luar datang kesini,” tuturnya.
Selain itu, Dinkes juga tetap melakukan pemeriksaan WGS jika ditemukan kasus yang mencurigakan. Misalnya di satu tempat tiba-tiba ditemukan 9 orang yang positif.
“Itu samplenya kita cek ulang, kemudian yang CT nya rendah dibawah 25 itu dilakukan WGS. Artinya ketika kasus sudah menurun juga tetap kita lakukan WGS,” beber Rosye.
Perlu diketahui, berdasarkan data yang diperoleh hingga 18 Oktober 2021, sebanyak 99 kelurahan sudah bebas dari kasus konfirmasi aktif, artinya tersisa 52 kelurahan lagi dengan kasus konfirmasi aktif.
Tetapi meski begitu, terang Rosye, pihaknya akan tetap melakukan penanganan secara merata untuk memastikan tidak adanya lonjakan kasus.
“Tapi kalau ada kelurahan yang banyak, kita akan lebih gencar melacak dan mencari tahu penyebabnya,” tuturnya.
Masuk PPKMM Level 2
Pada acara Bandung Menjawab, Rosye Arosdiani mengemukakan bahwasanya penanganan Covid-19 di Kota Bandung semakin baik. Kota Bandung masuk Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 dari sebelumnya Level 3.
Hal itu sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021, tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level, 3, Level 2, dan Level 1 Covid-19 di wilayah Jawa Bali.
Selain Kota Bandung, terdapat beberapa Kota kabupaten lain di Jawa Barat yang masuk level 2. Di antaranya, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan kabupaten Sumedang.
Perlu diketahui juga, saat ini 99 dari 151 kelurahan di Kota Bandung telah terbebas dari Covid-19. Tinggal menyisakan 52 kelurahan yang masih terdapat konfirmasi aktif Covid-19.
Ada beberapa hal yang menjadi indikator penting Kota Bandung masuk level 2 yaitu konfirmasi aktif yang menurun, konfirmasi sembuh terus meningkat, pelaksanaan vaksinasi juga Bad Occupancy Rate (BOR) hingga positifity Rate.
“Per hari kemarin (18 Oktober 2021), kasus aktif Covid-19 di Kota Bandung mencapai 93 kasus. Kondisi saat ini jauh lebih baik, juga keluar Inmendagri bahwa Kota Bandung masuk level 2,” tutur Rosye.
Rosye mengungkapkan, dari 30 rumah sakit rujukan, BOR di Kota Bandung yaitu 6,52 persen. Dengan total 1.059 tempat tidur dan yang terisi hanya 69 tempat tidur.
“Rumah sakit tetap menyediakan tempat tidur jika terjadi lonjakan kasus. Kita lihat perkembangan kasusnya. Nanti dialihfungsikan dari non-Covid menjadi Covid. Sesuai keadaan yang dibutuhkan,” jelasnya.
Sedangkan Positifity Rate di Kota Bandung yaitu 0,14 persen. Angka tersebut terkendali, karena badan kesehatan dunia, WHO menetapkan di bawah 5 persen.
“Artinya terkendali. Jadi kita bisa mengatakan bahwa kondisi covid-19 di Kota Bandung terkendali,” bebernya.
Untuk vaksinasi, Rosye memastikan terus mengalami perkembangan. Sesuai data Pusicov, Senin 18 Oktober 2021, total vaksinasi dosis 1 mencapai 90,48 persen atau 1.766.496 dari total sasaran 1952.358.
“Perkembangan vaksinasi cukup menggembirakan. Sehingga optimis bisa menyelesaikan target 100 persen pada Desember nanti,” katanya.
Meskipun masuk dalam level 2, Rosye mengimbau warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).
“Pandemi ini bisa selesai dengan menerapkan pola hidup menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan prokses lainya agar terhindar dari virus covid-19, “ tuturnya. (bud)
Discussion about this post