BANDUNG. walimedia.com. – Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) beberapa hari lalu datang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Barat untuk mendaftar sebagai bakal calon Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Langkah yang tidak lazim yang dilakukan Partai Politik itu terang membuat kadernya naik pitam, terlebih aksi itu dilakukan saat kondisi partai tengah carut marut, terutama di Jawa Barat.
Disebut demikian, karena, Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) atau ajang pengambilan keputusan tertinggi bisa dibatalkan oleh selembar surat keputusan. Tanpa melalui mekanisme atau proses apapun.
“Ini membodoh-bodohi partai, kita kader ditinggalkan,” umpat Tedi.
“Harusnya mendaftarkan di DPR RI, membawa dan membesarkan nama partai, nama dia naik, nama partai juga naik. Kalau di DPD RI nama dia naik, tapi kan nama partai tidak naik,” tambah Tedi berapi-api.
Melihat sikap bodoh yang dipertontonkan oleh Ketua Partai Hanura, terang membuat Tedi –yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga DPD Hanura Jawa Barat langsung memutuskan keluar dari partai, yang telah dibesarkannya dengan berdarah-daerah, selama 11 tahun.
Langkah Tedi juga diikuti oleh 16 Ketua PAC. Pengurus Tingkat Kelurahan (Rantin) dan kader Partai Hati Nurani Kota Bandung lainnya.
Ditanya apa yang akan dilakukannya setelah keluar dari Hanura, Tedi langsung mengatakan akan bergabung dengan partai lain.
“Saya harus menimbang dan memilah partai politik, dan tempat berlabuh nanti harus partai terbaik, partai yang bisa mengembangkan dan lebih membesarkan kader,” katanya.
Partai apa itu, Tedi belum mau membocorkannya, yang pasti partai tersebut adalah partai lama dan elektabilitasnya juga tinggi.
“Yang jelas lima besar lah, target saya adalah partai yang masuk dalam lima besar, bukan partai baru, tetapi partai yang sudah eksis dalam dunia perpolitikan di negara Indonesia,” ujarnya berahasia.
Ditanya harapannya terhadap partai yang sudah digawanginya selama sebelas tahun Tedi blak-blakan mengatakan Partai Hanura, sudah tidak ada.
“Yang jelas, kalau saya sudah ada di partai lain, Partai Hanura sudah semakin tidak ada, mungkin. Karena ini kan bicara kompetisi, kan gitu. Jadi kalau sudah di bendera lain, bendera yang baru harus berkibar dan pesaing kalah,” pungkasnya.
Fk
Discussion about this post