BANDUNG | WALIMEDIA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil diminta untuk tidak mengeluarkan pernyataan (statement) yang sekiranya bakal menimbulkan kegaduhan dan mengancam harmonisan masyarakat.
Demikian dikatakan Direktur Executive UF Center, Ujang Fahpul Waton menanggapi polemik pernyataan Ridwan Kamil (RK) soal bantuan Rp 1 Triliun untuk organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat (Jabar).
“Jangan mengeluarkan statement yang dapat memancing kegaduhan, apalagi jika apa yang disampaikan RK (Ridwan Kamil) dapat membuat ketidakharmonis hubungan masyarakat, misal hubungan sesama Ormas (organisasi masyarakat) keagamaan dan OKP (organisasi kepemudaan) lainnya,” kata Ujang, Rabu (05 Januari 2023).
Dengan adanya pernyataan Ridwan Kamil tentang bantuan Rp 1 Triliun itu, lanjut Ujang, timbul kecemburuan sosial dan ada kesan pilih kasih dalam memberikan bantuan. Mengingat organisasi keagamaan di Jabar bukan hanya NU, melainkan ada organisasi lain semisal Muhammadiyyah, Persis, PUI (persatuan umat Islam) dan lain-lain.
Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini media diramaikan dengan pernyataan Ridwan Kamil yang menyatakan jika selama 4 tahun masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Jabar sudah menggelontorkan bantuan sebesar Rp 1 Triliun kepada organisasi NU Jabar.
Pernyataan soal bantuan itu disampaikan Gubernur Ridwan Kamil saat Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jabar di Purwakarta beberapa waktu lalu.
Awalnya Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengeluarkan pernyataan itu, jelas Ujang, mungkin ingin mendapatkan aplause dari kalangan nahdliyin yang sedang mengikuti Mukerwil PWNU Jabar di Purwakarta. Namun ternyata dari pernyataan Ridwan Kamil itu kemudian timbul polemik di tengah masyarakat. Bahkan NU Jabar juga mempertanyakan kebenaran pernyataan RK hingga melakukan klarifikasi.
“Mungkin tadinya RK (Ridwan Kamil) ingin dapat applause dari NU Jabar bahwa RK perhatian terhadap NU. Namun nyatanya justru NU Jabar juga mempertanyakan apa yang disampaikan RK, karena lembaga NU tidak merasa mendapat bantuan sebesar itu,”kata Ujang.
Terkait hal itu, mantan Anggota DPRD Jabar ini berharap kepada Emil untuk tidak mudah mengeluarkan statement yang akan menimbulkan polemik atau kegaduhan di tengah masyarakat. Apalagi mengeluarkan pernyataan soal besaran bantuan atau anggaran yang terbilang cukup seksi untuk dikritisi.
Jika seandainya bantuan untuk NU Jabar itu benar adanya, meskipun diberikan secara bertahap selama 4 tahun kepemimpinan Ridwan Kamil, lanjut Ujang, namun kelak akan timbul pertanyaan-pertanyaan lain dari pihak yang merasa diperlakukan tidak adil.
“Kalau seandainya bantuan kepada NU Jabar diberikan bertahap selama empat tahun masa kepemimpinan RK itu benar, apa boleh bantuan berturut turut bagi sebuah ormas yang sama? Kalau boleh, ada tidak nomen klatur khusus di penganggaran APBD Jabar bantuan untuk ormas keagamaan tertentu? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini juga nanti akan menyusul” pungkas politisi Demokrat.
Oleh karena itu, Ujang menandaskan, Ridwan Kamil selaku Kepala daerah atau Gubernur tidak mudah mengeluarkan pernyataan yang sekiranya akan menimbulkan polemik atau kegaduhan. Apalagi mengeluarkan pernyataan yang hanya untuk mendapat aplaus (tepuk tangan) atau pencitraan.
“Intinya jangan asal bicara jika tidak sesuai fakta. Jangan bernarasi jika tidak sesuai bukti. Apalagi mengeluarkan pernyataan hanya untuk mendapat aplaus atau pencitraan,”pungkas Ujang.(*)
Discussion about this post