BANDUNG WALIMEDIA – Siapa tak kenal Dudang? Pria asli Garut (Asgar) ini salah satu Aparat Sipil Negara (ASN) yang sangat populer di lingkungan Kampus UIN SGD Bandung. Bahkan, pria yang akrab disapa Kang Dudang, seolah sudah mengikon di lingkungan kampus termasuk di kalangan mahasiswa. Setelah berhasil menyabet gelar Profesor kini tingkat kepopuleran Dudang Gojali semakin kesohor dan karier akademiknya pun semakin moncer.
Kang Dudang merupakan sosok pria yang kehidupannya akrab dengan dunia pesantren. Beberapa pesantren mulai dari pesantren di Tasikmalaya, Garut, dan Sumedang sempat ia singgahi demi melampiaskan ambisinya dalam mempertajam ilmu agama (Islam), sekaligus memperdalam kehidupan organisasi kemasyarakatan dan keagamaan. Untuk itu, Dudang memandang pesantren diibaratkan sebagai labolatorium yang dapat memberikan sertifikat hasil uji cobanya menuju kesuksesan.
Puluhan tahun menyelami dunia santri, dan organisasi menjadikan sosok Dudang semakin tangguh dalam menjalani kehidupan baik di dunia akademik maupun di dunia organisasi keagamaan. Bahkan, dua dunia inilah kini mampu memoncerkan Kang Dudang dalam menata tanga-tangga kariernya. Teranyar, Kang Dudang pun berhasil menyabet guru besar (profesor) dalam bidang ilmu ekonomi syariah. “Alhamdulillah, berkat doa semuanya saya berhasil meraih gelar akademik tertinggi,” ucapnya dengan nada merendah.
Prof Dudang sebagai sosok ilmuwan yang sarat pengalaman organisasi menjadi daya pikat tersendiri bagi siapapun yang mengenalnya. Karenanya, tidak berlebihan jika Rektor UIN SGD Bandung mendaulat Kang Dudang untuk menjadi nakhoda di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Kang Dudang, sebagai orang nomor wahid di FEBI kini disibukkan dengan tugas utama sebagai panutan dalam pengelolaan fakultas yang membawahi jurusan akutansi syariah, ekonomi syariah, manajemen keuangan syariah, dan jurusan manajemen.
“ Alhamdulillah, semua jurusan unggul BAN PT,”. Berkat polesannya, kepopuleran FEBI pun kini seakin ngacir nyaris mengejar fakultas-fakultas lain yang ada di UIN SGD Bandung.
Sebagai puncak pimpinan fakultas, Prof Dudang senantiasa bekerja keras dalam kerangka menjalankan amanahnya. Bermodalkan gaya lugas, tegas dan bijak, kehadiran pria asli Garut (Asgar) ini mampu menciptakan ritme kerja di kantornya secara dinamis dan penuh kekekluargaan.
“Saya kira pola kerja dinamis dan penuh kekeluargaan dapat mengurangi beban berat. Ini forula jitu dalam menciptakan pola kerja kebersamaan,” ungkap pria yang sudah menelurkan 14 buku tentang dunia Islam.
Sekalipun Prof Dudang harus rela menghabiskan waktunya untuk mengurusi fakultas, namun ia tidak melupakan jati dirinya sebagai aktivis organisasi keagamaan. Di sela-sela kesibukannya pria yang beristrikan Siti Yuningsih, masih menyempatkan diri untuk menyantroni organisasi keagaamaan terbesar di Indonesia (NU) yang sudah membesarkanya. Kini, pria yang merampungkan studi S3 hukum Islam UIN SGD Bandung (2016) di anataranya tercatat sebagai anggota ISNU Jabar, dan pengurus Lakpesdam PWNU Jawa Barat. (Dono Darsono)
Discussion about this post