“Wow…Profesor kita punya ruang ‘duel’. Luar biasa!,” celetuk seorang mahasiswa yang tidak sengaja melihat enam profesor keluar bersamaan dari sebuah ruangan di lantai 2, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung.
“Mantap…dah.. Profesor kita bisa duel argumen keilmuannya di ruangan ini,” tambahnya lagi.
Ungkapan seorang mahasiswa itu tidaklah berlebihan. Pasalnya, enam profesor Fakultas Dakwah dan Komunikasi memiliki ruangan anyar tempat para profesor berkarya sekaligus berduel ilmunya.
Ruangan profesor digagas Dekan Prof Dr H Enjang AS, MSi, MAg, dan rampung pada pertengan Mei 2024.
“Ini ruangan konsorsium guru besar. Dari ruangan ini insya Allah lahir ide, gagasan, dalam pengembangan ilmu khususnya dakwah dan komunikasi,” ungkapnya.
Ruangan enam profesor didesain sedemikian rupa. Di dalamnya selain memiliki enam ruangan guru besar, juga ada mushola, toilet, dan ruangan besar tempat para profesor duel ilmunya. Di setiap ruangan dipasang air conditioning (AC).
Di ruangan utama berdiri tegak kulkas untuk profesor menikmati santapan dingin dan segar usai berduel. Karpetnya tidak sembarang karpet. Rasa kenyal alias ngenyod akan terasa manakala kedua kaki diinjakkan di ruangan tersebut.
Tidak cukup sampai di sana, di ruangan ini pun terdapat dapur kecil untuk sang profesor memasak ria, sekaligus menyedot secangkir kopi hangat.
Di sebalah kiri dari ruangan utama ada ruangan khusus bagi profesor yang senang menikmati sebatang rokok.
“Luar biasa ruangan sang profesor. ini baru ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi,” timpal para dosen.
Ruangan enam profesor bak karantina indah bagi para profesor itu sendiri. Pasalnya, setelah para profesor terjebak di dalam ruangan tersebut, ia tidak bisa bergaul bebas dengan para dosen, selain dengan profesor lagi, atau mahasiswa dan tamunya.
Situasi dan kondisi seperti ini diakui Profesor Moch Fakhruroji. “Kami di ruangan ini seolah diasingkan dan disembunyikan. Di persembunyian dan pengasingan ini kami berusaha untuk menelurkan berbagai ide dalam dunia dakwah dan komunikasi,” tutur pria asal Banten yang akrab disapa Mang Prof ini.
Ungkapan Mang Prof , sangat sederhana tapi memiliki makna yang dalam. ia seolah mengungkapkan isi hatinya sebagai konsekuensi di balik angrengnya ruangan itu. Meski begitu, baik Prof Oji, Prof Asep Saeful Muhtadi, Prof Zaenal Mukaron, Prof Yusuf Zaenal Abdin, Prof Acep Aripidun, dan Prof Agus Ahmad Safei berharap siapapun bisa masuk ruangan telebih bagi mereka yang ingin menduelkan ide dan gagasannya.
Penasaran ingin mengintip dan masuk ruangan? Siapkan dulu ide dan gagasan untuk diduelkan dengan sang profesor. (Dono Darsono)
Discussion about this post