MAJALENGKA | WALI MEDIA – Pisang Apuy (Musa Paradisiaca L) dan Bawang Putih Nunuk (Alium Sativum L) resmi terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan Perizinan Pertanian sebagai komoditas asli masyarakat kabupaten Majelengka, Jawa Barat.
Kepastian terdaftarnya kepemilikan dua komoditas di Kementerian Pertanian RI ini disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Majalengka Dedi Supandi lewat postingan di media sosial Instagram, Minggu (30/6/2024).
“Mungkin sebagian orang menilai bahwa yang saya lakukan ini adalah upaya yang kurang penting bahkan sama sekali tidak penting. Tapi, ini adalah salah satu cara untuk mendongkrak nama Majalengka termasuk komoditas yang dihasilkannya,” tulis Pj Bupati Dedi Supandi melalui akun @dedisupandhi dengan menyertakan bukti tanda menyertakan piagamnya
Seperti halnya Kota Malang yang terkenal dengan produk buah apelnya, atau Kabupaten Sumenep tentang bawang merahnya, kata Dedi, maka seharusnya Kabupaten Majalengka bisa lebih dari kedua kota tersebut. Alasannya, Majalengka juga mampu menghasilkan ragam komoditas buah dan umbi-umbian.
Dijelaskan Dedi, terdaftarnya Pisang Apuy dan Bawang Putih Nunuk sebagai komoditas asli masyarakat Majalengka, berkat adanya peranan civitas akademika Universitas Majalengka (UNMA).
Belum lama ini, kata Dedi, bersama fakultas pertanian dan civitas akademika UNMA, pemerintah kabupaten (pemkab) Majalengka mengajukan permohonan agar Pisang Apuy dan Bawang Putih Nunuk, dapat terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan Perizinan Pertanian.
“Bak gayung bersambut, saat ini keduanya sudah resmi menjadi milik masyarakat Majalengka sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan dicatat dalam Daftar Umum PVT,” kata Dedi yang juga menjabat Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Pemerintah Provinsi Jawa barat ini.
“Saya juga mengapreasi Universitas Majalengka (Unma) melalui Fakultas Pertanian yang telah bersinergi dengan Pusat Riset Ekonomi Prilaku dan Sirkuler (PR-EPS) BRIN, untuk melakukan riset terkait varietas lokal seperti pisang Apuy yang sudah mulai langka ditemui,” imbuh Dedi.(*)
Discussion about this post