TASIKMALAYA | WALI MEDIA, -Terbentuknya daerah otonomi baru atau pemekaran Kabupaten Tasikmalaya Selatan (Tasela) yang sejak dulu diperjuangkan oleh Sultan Kesultanan Selacau H. Rohidin, SH,MH, M.Si nampaknya akan mebuahkan hasil.
Pasalnya, Pemerintah daerah Jawa Barat atau Pemda Jabar di era kepemimpinan Ridwan Kamil yang sudah mengusulkan delapan kabupaten baru di Wilayah Jawa Barat dan kini tengah digodok di tim pansus (panitia khusus).
Menurut Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang RK, kepada media pada 12 Februari 2022 lalu menjelaskan, dari delapan kabupaten baru yang siap berdiri itu lima di antaranya sudah disetujui oleh DPRD Jabar. Sedangkan tiga bakal calon kabupaten baru lainnya sudah disetujui untuk diusulkan dan kini tengah digodok tim Pansus.
Dengan lahirnya 8 kabupaten baru, walhasil Jabar nantinya akan memiliki lebih kurang 40 daerah kota dan kabupaten.
Pada 2020 DPRD Jabar menyetujui tiga kabupaten baru meliputi Sukabumi Utara, Garut Selatan, dan Bogor Barat. Kemudian, 2021 DPRD Jabar menyetujui dua kabupaten baru meliputi Kabupaten Bogor Timur, dan Kabupaten Indramayu Barat. Beberapa tahun kemudian, masih diera kepemimpinan Gubernur RK diusulkan kembali tiga calon kabupaten baru yakni: Cianjur Selatan, Garut Utara dan Tasikmalaya Selatan (Tasela).
“Ya, kami tinggal menanti sambil berjuang,” kata Kang Sultan Rohidin, saat dimintai komentanya melalui seluler, Sabtu (13/7/2024)
Munculnya ide sang Sultan Rohidin Partakusumah VIII yang terus menerus mendesak segera berdirinya Kabupaten Tasela memang sangatlah logis. Pasalnya, pria pemegang penerus tahta Kesultanan Selacau di Warung Ponteng, Tasikmalaya, menelurkan argumennya berdasarkan fakta sejarah Selagodong Kingdom (Kerajaan Selacau) yang berdiri di Tasikmalaya Selatan.
Bukti sejarah mengenai berdirinya kerajaan ini selain tercatat di Mahkamah Internasional, juga berlisensi internasional Nomor: 78965.32.32 UNDP-56-XX.56.89.2018, sebagai Culture Heritage Selaco Federation.
Tak sampai di sana, mengenai keberadaan Kesultanan Selacau Tunggul Rahayu atau Selagodon Kingdom teregistrasi di Kemenkumham Nomor: AHU-0006177.AH.01.07 Tahun 2018 sebagai perkumpulan cagar budaya Kesultanan Selaco Tunggul Rahayu.
Melihat fakta sejarat tersebut menunjukkan bahwa wilayah Tasela pada hakikatnya merupakan wilayah yang patut untuk segera diotonomikan, terlebih di zaman Belanda Kesultanan Selaco ini dijadikan Kesultanan khusus yang dibebaskan dari pungutan upeti dan pajak bumi.
“Kami selaku penerus tahta Kesultanan Selaco (Selacau) memiliki hak untuk menuntut otonomi khusus di Wilayah Tasikmalaya Selatan. Ini bukti sejarah,” ungkapnya Rohidin.
Rohidin pun kembali menyoroti wilayah Kabupaten Tasikimalaya yang dipandangnya cukup luas, sehingga keberadaan pusat pemerintahan saat ini kurang begitu efektif baik dilihat dari sudut pelayanan, pembangunan, termasuk kebijakan fiskal.
Selama ini, ia menilai realisasi pembangunan di wilayah Tasikmalaya Selatan nyaris terlupakan, sehingga aset yang dimiliki wilayah ini (wisata dan pertembangan) tak tergali secara maksimal.
“Berdasarkan kenyataan itulah, kami mendesak Tasikmalaya Selatan untuk segera diotonomikan,” ucapnya.
Persoalan lain yang kini menjadi bahan renungan Sultan mengenai pelayanan masyarakat dari pemerintah Kabupaten Tasikmalaya yang dinilainya sangat menyengsarakan. Warga dari Tasikmalaya harus meluangkan waktu sampai 6-7 jam untuk mengurus berbagai keperluan ke pemerintahan saat ini.
Manakala jeritanan masyarakat Tasikmalaya Selatan didengar, dan otonomi dikabulkan, berbagai persoalan akan teratasi.
“Kami kira Tasikmalaya Selatan sudah siap untuk otonomi. Dan, otonomilah salah satu jalan untuk memberikan pelayanan prima kepada asyarakat,”.
Merujuk peta wilayah kekuasaan Kesultanan Selacau memang sangat luas. Bahkan, luas wilayah tersebut kini terus berkembang dan sudah menjadi 11 kecamatan di Wilayah Tasikmalaya Selatan.
Kecamatan tersebut meliputi: Kecamatan Cibalong, Parung Ponteng, Bojong Asih, Sodong, Taraju, Culamega, Bantar Kalong, Cikalong, Cipatujah, dan Kecamatan Karang Nunggal.
“Posisi Kesultanan Selacau, di Warong Ponteng sangat strategis dan mudah dijangkau,” tutur Rohidin.(dono darsono)
Discussion about this post