JAKARTA | WALIMEDIA – Abdul Hopi (67) telah bertani jahe selama lebih dari 40 tahun. Setelah menempuh perjalanan puluhan tahun, perjalanan usaha warga Kampung Sri Medan Darat, Desa Sungai Asam, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) ini, tidak berjalan mulus. Terkadang ia mengalami gagal panen karena faktor cuaca atau kurangnya dana untuk membeli pupuk untuk perawatan jahe.
Saat ini, jahenya bisa menghasilkan 40-45 kg dalam sekali panen dalam enam bulan. Jahe tersebut kemudian dijual dengan harga Rp10 ribu per kilo, sehingga keuntungan Abdul Hopi dari memanen jahe bisa dikatakan hanya sekitar Rp400 ribu dalam satu kali panen.
Kondisi ini tidak membuat Abdul Hopi berhenti bersyukur dan sabar, karena hanya dari bertani sajalah Abdul Hopi bisa menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga. “Selain menanam jahe, sebenarnya Pak Abdul Hopi juga menanam beberapa sayuran, namun karena kendala biaya perawatan, sering hasil taninya tidak bisa maksimal,” cerita Kepala Cabang ACT (Aksi Cepat Tanggap) Kalbar, Dwi Fajar Ramadhoni.
Melihat kondisi tersebut, Tim ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kalimantan Barat memberikan bantuan kepada Abdul Hopi dalam bentuk paket pangan. Bantuan program Paket Pangan untuk Lansia Prasejahtera ini diberikan pada Jumat (10/6/2022).
“Terima kasih banyak ACT dan para donatur. Semoga para donatur dan tim selalu diberikan kekuatan dalam menjalankan tugas dan keberkahan. Alhamdulillah bantuan pangan ini sangat bermanfaat untuk kami sekeluarga,” ujar Abdul Hopi.
Selain Abdul Hopi, bantuan diberikan kepada puluhan lansia lainnya di Kampung Sri Medan. Dwi menjelaskan, bantuan ini merupakan bentuk kepedulian ACT terhadap lansia, khususnya mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Insyaallah kedepannya kami akan berkolaborasi dengan para mitra untuk memberikan perhatian lebih terhadap para lansia yang ada di Kalimantan Barat baik dari segi ekonomi, maupun kesehatan,” ujarnya.(*)
Discussion about this post