BANDUNG | WMOL – Sebagai salah satu wujud komitmen perusahaan dalam membantu menekan laju penyebaran Covid-19 dan mempercepat kekebalan komunal atau herd immunity, bank bjb menggelar acara vaksinasi massal yang menyasar remaja berusia 12-17 tahun di wilayah Jawa Barat (Jabar).
Sebelumnya bank bjb telah menggelar beberapa acara vaksinasi massal untuk para pelajar diantaranya, di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan target 1000 siswa, kemudian Kabupaten Cirebon sebanyak 4.200 pelajar.
Kemudian bank bjb juga menyediakan 10.000 dosis vaksin di kota Bogor yang bekerja sama dengan Bank Indonesia serta vaksinasi 12 ribu pelajar di Kabupaten Sukabumi.
Pemerintah pusat sendiri menargetkan sasaran vaksinasi kelompok usia 12-17 tahun adalah sebanyak 26.705.490 jiwa secara nasional. Sementara untuk di Jabar, target vaksinasi usia pelajar sebanyak 1,8 juta siswa dari total 4.966 sekolah. Untuk itu pemerintah mengharapkan kerja sama semua pihak untuk mempercepat program vaksinasi bagi pelajar.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto mengatakan, dukungan bank bjb dalam program vaksinasi pelajar tersebut bertujuan untuk mempercepat tercapainya target jumlah warga yang telah divaksinasi hingga Herd Immunity dapat semakin cepat terwujud.
“bank bjb senantiasa mendukung berbagai upaya pemerintah untuk mengentaskan Covid-19. Semakin cepat pandemi ini berakhir, maka semakim cepat pula masyarakat dapat bangkit untuk kembali menggerakan roda ekonomi dengan maksimal,” ungkap Widi.
Program Kejar
Selain program vaksinasi untuk pelajar ini, bank bjb pun turut memperkenalkan Program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar), sekaligus melakukan pembukaan rekening tabungan pelajar bjb SimPel (Simpanan Pelajar) untuk para peserta vaksinasi.
Bank bjb menyasar sekitar 25.000 pelajar di seluruh wilayah Jawa Barat dalam kategori usia 12-17 tahun. Pembukaan rekening bjb SimPel sekaligus bertujuan untuk mensukseskan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) yang digagas pemerintah untuk meningkatkan angka inklusi keuangan nasional.
Program Kejar ini merupakan inisasi dan salah satu strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan pelajar dalam membentuk karakter pelajar membudayakan menabung sejak dini.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara, mengatakan penyediaan akses keuangan untuk masyarakat termasuk untuk pelajar merupakan tanggung jawab semua pihak, karena inklusi keuangan merupakan bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
Pembukaan rekening bagi pelajar tersebut merupakan wujud upaya bank bjb dalam melakukan edukasi pentingnya menabung sejak dini. Pasalnya, menabung dan berinvestasi adalah hal yang penting sebagai bekal untuk menghadapi situasi tak menentu sebagaimana pandemi Covid-19.
“bank bjb senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan pelajar guna menanamkan semangat menabung dan berinvestasi sejak dini. Dukungan pembukaan rekening bjb SimPel juga sekaligus bertujuan mendorong tercapainya indeks inklusi keuangan nasional hingga 90 persen pada 2024,” ungkap Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto.
Menurut data OJK pada periode Januari-Maret 2021 pembukaan rekening Simpanan Pelajar (simpel) iB mencapai 29,03 juta rekening di 403.095 sekolah di Indonesia dengan nominal tabungan mencapai Rp5,99 Triliun.
Program Kejar ini ditargetkan mencapai 64.634.863 rekening untuk sekolah baik yang berada di bawah kewenangan Kemendikbud dan Kemenag. Data sampai dengan triwulan II tahun 2021, tercatat sebanyak 40,8 juta (63,14 persen) pelajar di Indonesia telah memiliki rekening tabungan dengan total nominal sebesar Rp26,30 triliun.
Program Kejar ini juga merupakan bentuk implementasi Keppres 26/2019 tentang Hari Indonesia Menabung, yang memiliki tujuan agar setiap pelajar di Indonesia memiliki rekening sehingga budaya menabung di Lembaga Jasa Keuangan (LJK) formal dapat dilakukan sejak dini.
Gerakan menabung untuk pelajar merupakan hal yang sangat krusial mengingat jumlah penduduk Indonesia usia pelajar yang besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, penduduk Indonesia usia pelajar rentang usia 5-19 tahun mencapai lebih dari 24% total penduduk.
Tingginya komposisi usia pelajar pada demografi Indonesia menjadikan segmen usia ini berpotensi tinggi membantu pertumbuhan ekonomi negara bila mayoritas di antaranya telah memanfaatkan layanan keuangan dengan menabung atau berinvestasi.
Selain itu, survei OJK 2019 menunjukkan bahwa para pelajar umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah. Diketahui bahwa tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16 persen, atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional sebesar 38 persen.
Oleh sebab itu, OJK perlu menggaet perbankan, termasuk bank bjb, untuk ikut berperan aktif meningkatkan minat pelajar untuk menabung.
Senada dengan tingkat literasi, tingkat inklusi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun tersebut juga relatif rendah, yaitu 58 persen, atau jauh di bawah tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 76 persen.
Para pelajar juga lebih rentan dari sisi keuangan karena belum memahami pentingnya menabung atau berinvestasi termasuk menyiapkan dana darurat serta mudah dipengaruhi tawaran menggiurkan dari media sosial. Tak jarang penduduk usia pelajar terjerat sikap konsumerisme.
Dengan serangkaian fakta tersebut, maka bank bjb semakin tergerak menggencarkan kampanye Program Kejar dan memberikan pilihan kepada pelajar untuk membuka rekening tabungan pelajar bjb SimPel (Simpanan Pelajar).
Discussion about this post