Semua manusia dihadapkan pada keharusan untuk memilih.
Baik terhadap pilihan yang ringan, maupun pilihan yang berat dan mengikat kita selamanya.
—————————————————————————————————————————-
MEMILIH merupakan cara kita mendapatkan hal yang sesuai selera, yang memang kita suka, dan sesuatu yang tepat, yang telah kita putuskan. Tentunya hal tersebut berdasarkan atas kesadaran yang kita miliki, dan kejernihan hati ketika pilihan itu kita jatuhkan.
Berani memilih berarti berani mengambil sikap, dan konsekuensi yang akan terjadi didepannya. Dan sikap seperti ini, hanya datang dari seseorang yang sudah memikirkan semua sisi, semua hal, dan semua segi dari perhitungan untung ruginya.
Pilihan berarti sikap kita secara sadar, yang kita buat untuk memutuskan, mana yang diambil.
Selalu ada dua sisi dalam kita bersikap, ada kebaikan yang memang peruntungan kita, ada kebuntungan yang sudah menunggu kita !
Semuanya terbuka untuk dipilih, dan pilihan itu kembali lagi kepada bagaimana kita mampu berpikir jauh, mendalam, dalam menyelami untung dan ruginya saat salah satunya kita pilih.
Semua manusia dihadapkan pada keharusan untuk memilih.
Baik terhadap pilihan yang ringan, maupun pilihan yang berat dan mengikat kita selamanya.
Bahkan Allah SWT sendiri memberikan kita titah untuk memilih.
Memilih menjadi manusia yang beriman, atau yang ingkar.
Yang taat, tunduk, dan patuh, atau membangkang, khianat dan jadi terlaknat.
Pilihan-pilihan itu sebenarnya sederhana, sangat biasa, namun ketika kita telah menetapkan pilihan, maka akan merubah semua karakter-karakter yang kita miliki, sesuai dengan pilihan kita itu.
Pilihan berimplikasi pada munculnya kebahagiaan, rasa gembira, puas, dan menghadirkan hati berbunga, jika yang menjadi pilihan kita itu sesuatu yang membawa kita pada jalan tepat, dan terbukanya semua kelancaran, dijauhkan dari bala. Pun jika salah pilih, akibatnya menjadi nestapa, derita, dan masuk ke dalam keperihan hidup, kesulitan yang terus mendera, bala setiap waktu.
Maka menghadirkan suatu pilihan, sebaiknya kita berada dalam kondisi siap, sadar, tahu apa yang dipilih, mengetahui sebelumnya semua informasi yang ia perlukan terkait soal apa yang ia pilih.
Kita harus berani memilih yang terbaik buat kita.
Agama atau keyakinan sudah pasti, pilihan pertama yang sudah melekat sejak awal, dan terbaik menurut siapa yang mengenalkan kita akan itu.
Kedua, pilihan untuk bersekolah, mesantren, maka pilihlah yang sesuai dan bisa mengembangkan minat, bakat, dan kecakapan keahlian kita, disemua jenjangnya, disetiap tahapannya, sehingga ilmu yang bermanfaat bisa kita peroleh untuk digunakan suatu saat nanti.
Ketiga, pilihan menetapkan kemampuan yang sudah ada, dimana akan diamal baktikan, sehingga memberi jalan ikhtiar untuk hidup, membuka jalan nafkah, baik dengan mendapatkan pekerjaan yang sesuai, ataupun membuka peluang kerja bagi yang lain.
Keempat, menemukan tempat yang tepat bertalim, berjamaah, berorganisasi, berkomunitas, sehingga kemampuan pemikiran, kiprah, dan amal baik kita menemukan tempat yang sesuai dengan ruhnya.
Kelima, menemukan pilihan pendamping hidup yang mulia, saling menunjang, saling mensupport, bisa memberikan kontribusi terbaik bagi kehidupan kedepannya, sehingga bisa melahirkan generasi terbaik dari pilihan yang telah kita tetapkan tersebut.
Memilih merupakan jihad terbesar kita, untuk membangun iman, membangun kehidupan, membangun masa depan, membangun keturunan.
Menentukan dan menemukan pilihan-pilihan yang tepat sedari awal, merupakan keberuntungan, menjadi dasar yang baik ketika pilihan kita berproses, dalam proses-Nya.
Sehingga kita diperjalankan dari satu proses keproses berikutnya dengan kematangan-kematangan pandangan, pemahaman, dan ilmu yang bermanfaat, yang melandasi basic keilmuan kita, sehingga saat diuji Allah, ujian itupun sudah Allah pilihkan sesuai dengan kapasitas yang dapat kita lalui, dan Allah hadirkan kebaikan dari pilihan-Nya, untuk kita.
Alhamdulillah.
Ditulis oleh: Bambang Melga Suprayogi, M.Sn, Staf Pengajar Telkom University, Bandung*
Discussion about this post