JAKARTA | WALIMEDIA – P4G memberi scale-up funding kepada tiga proyek kemitraan publik-swasta yang menawarkan solusi inovatif untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan pada tiga sektor prioritas Indonesia, yakni pangan, energi bersih, dan ekonomi sirkular.
Tiga proyek kemitraan di Indonesia yang memperoleh scale-up funding tersebut adalah:
1. Women’s Livelihood Bond Series: Solusi keuangan inovatif berbasis pasar yang dirancang untuk memobilisasi permodalan dalam rangka pemberdayaan perempuan. Kemitraan ini memperoleh pendanaan sebesar USD 491.000.
2. Halving Food Loss and Waste by Leveraging Economic Systems (FLAWLESS): pengembangan, pengujian, dan implementasi model yang layak secara komersial dan akan menghasilkan keuntungan finansial dengan mengurangi limbah makanan. Kemitraan ini mendapatkan pendanaan sebesar USD 826.000.
3. Getting to Zero Coalition: Kemitraan ini berupaya untuk mendorong beroperasinya kapal pengangkutan tanpa emisi pada 2030 yang akan mendukung perdagangan internasional. Kemitraan ini menerima pendanaan sebesar USD 530.000.
”Pemerintah mengapresiasi ketiga proyek kemitraan terpilih yang fokus pada prioritas pembangunan Indonesia. Proyek kemitraan ini merupakan contoh konkret bagaimana pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dapat bekerja sama secara kolaboratif untuk membantu Indonesia mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) dan tujuan penanganan perubahan iklim,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa selaku wakil Pemerintah Indonesia dalam keanggotaan P4G, sebagaimana dikutip dari laman resmi bappenas.co.id.
Dengan telah dibentuknya P4G Indonesia National Platform, saat ini Indonesia memiliki fondasi yang lebih kuat untuk mendorong dan mengakselerasi implementasi program dari proyek kemitraan tersebut. Selain itu, Menteri Suharso juga berharap dukungan proyek kemitraan ini akan sejalan dan membantu upaya pemulihan ekonomi dunia, terutama Indonesia, pasca masa pandemi Covid-19 menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan lebih hijau.
“Melalui Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon, Indonesia telah memetakan jalur menuju masa depan untuk diikuti pihak lain. Kami senang dapat mendukung pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Indonesia melalui beragam kemitraan scale-up pada 2020. Kemitraan untuk menangani masalah limbah makanan yang awalnya bersifat start-up di Indonesia, saat ini mulai meningkatkan skalanya melalui proyek FLAWLESS, sebuah kerja sama yang membantu mengatasi isu ketahanan pangan. Melalui Women’s Livelihood Bond dengan strategi model inovasi pembiayaan untuk perempuan, kami mendukung perempuan untuk mampu mengakses modal dalam rangka pemulihan ekonomi pasca Covid-19 dan seterusnya. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia National Platform untuk mengakselerasi agen perubahan ini,” ungkap P4G Global Director Ian de Cruz.
Sepanjang 2020, P4G telah mendanai sembilan kemitraan yang bersifat perluasan skala kegiatan (scale-up) untuk mengakselerasi ide-ide transformatif dan membantu berbagai negara untuk mencapai tujuan-tujuan berkelanjutan, serta membantu negara-negara tersebut memenuhi ambisi target penanganan perubahan iklimnya.
P4G atau Partnering for Green Growth and the Global Goals 2030 (Inisiatif Kemitraan untuk Pertumbuhan Hijau dan Tujuan Global 2030), merupakan kemitraan kolaboratif antara 12 negara anggota: Banglades, Chili, Kolombia, Denmark, Etiopia, Indonesia, Kenya, Meksiko, Belanda, Republik Korea, Afrika Selatan, dan Vietnam.
P4G didanai oleh pemerintah Denmark dan Belanda, serta dioperasionalisasikan di World Resources Institute. Sejauh ini, P4G telah berinvestasi pada lebih dari 50 proyek kemitraan publik-swasta di berbagai negara berkembang. P4G berinvestasi pada kemitraan start-up (hingga USD 100.000) dan kemitraan scale-up (hingga USD 1 juta) yang menawarkan solusi konkret untuk mengarahkan pertumbuhan ekonomi pada lima area TPB/SDgs, yakni pangan dan pertanian, air, energi, kota, dan ekonomi sirkular. (*)
Discussion about this post