BANDUNG, walimedia.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius menyebut pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila untuk menangkal paham radikal. Namun, nilai-nilai Pancasila yang diberikan tidak lagi bersifat indoktrinasi, melainkan membangun empati melalui diskusi-diskusi.
“Contohnya seperti etika dan Pancasila dengan diskusi dan sebagainya, sehingga mereka ikut karena anak sekarang nggak bisa dengan sifatnya doktrin, masuk kuping kiri keluar kuping kanan,” ujar Suhardi usai kuliah umum di Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jumat (30/08/2019).
Di era keterbukaan informasi, jelasnya, perlu peran semua pihak untuk mempersiapkan generasi muda, khususnya mahasiswa dalam menjaga NKRI ke depan. Terlebih, semua informasi, baik positif maupun negatif, saat ini sangat mudah diterima hanya dalam hitungan detik.
“Dengan diskusi bagaimana mengingat sejarah, itu akan bermanfaat. Bisa kok kita mengendalikan dan mengenal awal bagaimana terpapar radikalisme dan bisa kita hindari,” tuturnya.
Suhardi mengungkapkan, paham radikal biasanya disebarluaskan di berbagai tempat melalui sarana keagamaan dan juga ibadah dengan sasaran utama mahasiswa baru. Namun, yang paling krusial dan sering digunakan adalah melalui media sosial yang berbasis teknologi.
“Mahasiswa baru entry point itu rentan karena mereka masih gagal fokus mencari tempat kos, mencari senior yang baik dan sebagainya. Kelompok-kelompok radikal itu sudah memiliki daftar calon mahasiswa baru,” ujarnya.
Maka dari itu, Suhardi meminta mahasiswa untuk ikut aktif dalam upaya pencegahan menyebarnya paham-paham radikal. Salah satunya adalah dengan melakukan kontra narasi, dimana anak muda diharapkan ikut serta dalam menebarkan konten positif di dunia maya.
“Anak muda harus ikut serta dalam mencegah ancaman paham radikal terorisme, bagaimana caranya? Sebar konten positif di dunia maya dengan bahasa anak muda,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Universitas Padjadjaran Rina Indiastuti, mengungkapkan apresiasinya atas kuliah umum yang diberikan. Untuk itu, pihaknya juga berkomitmen akan turut menjaga Unpad dari ancaman paham radikal dan terorisme.
“Kami yakin mereka adalah calon pemimpin masa depan. Selain memberi tugas kuliah, mereka kita kasih tahu cara bermasyarakat, cinta tanah air dan rasa kebangsaan, sehingga jika ada yang sifatnya mengganggu NKRI mereka bisa action,” kata Rina.(yon)
Discussion about this post