BANDUNG, walimedia.com – Ketua Umum Barisan Pemenangan Jokowi (BPJ) H Adi Utomo menerapkan strategi Siliwangi untuk memenangkan Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019 untuk kembali memimpin Indonesia di periode 2019-2024.
“Kalau Siliwangi mempertahankan eksistensi NKRI dengan hijrah dari Jawa Barat ke Jawa Timur. Kami hijrah dari DKI ke Jawa Barat,” kata H Adi Utomo didampingi Sekretaris Jenderal BPJ Arlon HP Sinambela di Jl Soekarno Hatta, Bandung, Jumat (20/7).
Yang dimaksud dengan strategi hijrah itu adalah, kalau sebelumnya kantor pusat BPJ di ibukota negara sekarang, kantor DPP BPJ di pindah ke Jawa Barat.
“Jawa Barat kita jadikan pusat pergerakan mengingat posisinya yang sangat strategis. Menguasai Jawa Barat menguasai sepertiga Indonesia,” katanya.
Alasan lainnya, BPJ sudah ada sejak 2014 dan dalam kurun waktu banyak yang sudah dilakukan, terbentuk barisan relawan relawan lain yang satu visi misi dengan Jawa Barat.
Ditanya tanggapannya terkait calon wakil presiden yang akan didorong BPJ, Adi mengatakan semua diserahkan kepada Jokowi.
“Semua diserahkan sepenuhnya kepada pak Jokowi,” tegasnya.
“Kami hanya relawan, kami tidak ingin terkooptasi dengan kepentingan politik,” tambahnya.
Terkait banyaknya partai politik dan kader partai politik yang bergabung di dalam BJP, dikatakan Adi semua dikembalikan kepada partai politik dan kader partai politik itu sendiri.
“Itu hak politik mereka, kami welcome saja. Bahkan sangat berterimakasih atas kesediaan mereka bergabung kepada kami,” ungkapnya.
Sementara Sekertaris jenderal BPJ, Arlon HP Sinambela menambahkan BPJ saat ini sudah ada di 26 Provinsi, dengan jumlah anggota mencapai satu juta orang, lebih.
“Struktur di Jawa Barat bergerak dibawah koordinasi Korwil, sementara di luar Jawa Barat berbentuk DPW,” jelas Arlon yang saat ini juga menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dapil 1 Kabupaten Bandung Barat.
Selain di Indonesia, anggota dan struktur BPJ juga sudah terbentuk di beberapa negara seperti Thailand, Hongkong, Malaysia, Singapura dan Jepang.
Dari satu juta anggota itu yang sudah memiliki kartu anggota baru sekitar 100 ribu orang, saja.
“Kartu anggotanya berbasis elektronik. Jadi datanya real,” katanya.
Satu juta anggota tersebut, jelas Arlon saat ini sedang dalam proses penyusunan data elektroniknya, oleh karenanya untuk penambahan jumlah anggota saat ini sedang callingdown.
“Kita fokus di situ dulu. Tetapi pergerakan untuk pemantapan keterpilihan Jokowi di periode 2019-2024 terus dilakukan,” ujarnya. (fk)
Discussion about this post