BANDUNG | WALIMEDIA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung akan kembali melanjutkan sensus penduduk yang sempat tertunda setahun silam. Hasilnya, berdasarkan data sensus 2020, dari 2,44 juta penduduk Kota Bandung, tercatat 51 persen di antaranya didominasi oleh generasi milenial dan gen z.
Generasi milenial dimaksud adalah orang yang lahir antara tahun 1981-1996. Sedangkan generasi Z lahir pada tahun 1997-2012.
Selain itu, dari hasil sensus penduduk BPS juga mencatat komoditas yang biasa digunakan masyarakat sebagai acuan bobot perhitungan tingkat inflasi di Kota Bandung.
Untuk memperdalam data-data tersebut, BPS akan kembali melakukan sensus penduduk Kota Bandung mulai dari Mei-Juni 2022.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan, sangat membutuhkan data valid untuk bisa mengambil kebijakan bagi masyarakat.
“Dalam mengambil keputusan itu harus menggunakan data yang valid. Jadi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sangat mendukung sensus ini,” kata Yana saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa (26 April 2022).
“Para camat dan lurah juga tolong bantu sosialisasikan ke masyarakat. Dan tentu para penyurvei harus jaga protokol kesehatan selama di lapangan,” imbuhnya.
Dalam sensus mendatang, Kepala BPS Kota Bandung, Aris Budiyanto mamaparkan beberapa tujuan. Antara lain untuk mengetahui komposisi penduduk, tingkat fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), karakteristik ketenagakerjaan, tingkat pengangguran, penduduk menurut kelompok umur angkatan kerja, migrasi, dan tingkat kemiskinan.
“Untuk meneliti lebih mendalam karaktetistik demografi Kota Bandung, 433 petugas akan mengambil 23.000 sampel rumah tangga di Kota Bandung. Blok sensusnya sekitar 10 persen dari wilayah yang ada,” papar Aris.
Untuk teknik mencacahnya, Aris menjelaskan, para petugas penata lapangan (PPL) akan mendata lima blok sensus setara dengan 1-2 RT yang di dalamnya terdapat 80 KK.
“Kami akan menggunakan teknik computer asistent personal interviewer. Petugas akan mewawancara warga menggunakan HP dengan spesifikasi tertentu. Sistem surveinya akan kami tanam di HP yang terhubung langsung ke server pusat,” jelasnya.
Semua petugas ini akan dilatih mulai dari 7-10 Mei untuk gelombang I. Dilanjut pada 11-14 Mei untuk gelombang II.
“Lalu pada 15-31 Mei, listing sensus. Kemudian, 1-30 Juni melakukan pencacahan,” ucap Aris.
Ia berharap, ke depannya Kota Bandung mengarah pada satu data kependudukan yang sama.
“Kalau sekarang, data BPS dengan Disdukcapil itu matching 98 persen. Semoga nanti ke depannya jumlah data yang ada bisa sama 100 persen,” ungkapnya. (din/red)
Discussion about this post