SUKABUMI, walimedia.com. -Kasus kekerasan terhadap Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kabupaten Sukabumi kembali terulang di Malaysia. Wajah seorang TKW paruh baya dengan wajah penuh lebam. Video perlakukan buruk dari keluarga majikan terhadap pekerjanya ini sempat viral di media sosial.
Wanita yang menjadi korban kekerasan dalam video tersebut dipastikan adalah Utih (53), seorang TKW yang merupakan warga Kampung Cimapag RT 04, Rw 09, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Kepastian tentang sosok korban diakui diketahui oleh anak ketiga Utih, Deri Renaldy (26). Menurut pengakuan Deri, ibunya berangkat kerja ke Malaysia sejak Maret 2017 lalu dalam keadaan fisik sehat. Namun selama bekerja di Malaysia keluarga hanya menerima kiriman uang 3 kali selama Utih bekerja lima bulan ini.
“Selama bulan ini ibu cuma tiga kali. Kiriman pertama sebesar Rp 3 juta, kedua kirim Rp 6 juta dan ketiga kirim Rp 6,3 juta. Dan selebihnya tidak ada ngirim uang lagi,” ujar Dery saat ditemui awak media, Ahad (1/9).
Dery mengaku, terakhir berkomunikasi melalui telepon dengan ibunya sekitar seminggu sebelum Ramadhan 1439 Hijriyah. Dalam sambungan telepon itu, ibunya mengaku sering diperlakuan tidak baik oleh anak majikan.
“Awalnya ibu saya menelepon ke saya, ia mengaku sering disiksa oleh anak majikan dan menantu majikan,” ujar Dery.
Setelah mendengar kabar seperti itu Dery bersama bapaknya, menemui sponsor yang diketahui berada di daerah Palabuhanratu. Namun sayangnya pengaduan tersebut tidak membuahkan hasil lanjutan. “Saya sempat mengaku, tapi tidak dianggap karena kurang bukti, “paparnya.
Lanjut Dery, komunikasi dengan ibu sempat putus. Menjelang beberapa bulan, dirinya melihat video ibunya dimedsos dan memastikan itu ibunya. Pihak keluarga langsung menuju perusahan penyalurnya di Jakarta. Selang beberapa hari, Dery akhirnya bisa berkomunikasi dengan ibunya setelah kantor penyalur hubungi agen tenaga kerja di Malaysia.
“Dalam waktu dekat ini, ibu akan dipulangkan. Harapan keluarga, mohon pemerintah segerah tuntut hukum majikannya, “tandasnya Dery. Ikbal/Adisty
Discussion about this post