Film barunya “The Princess” mengandalkan arsip video untuk menelusuri kehidupan Diana dari remaja yang kaku hingga kepergiannya pada 31 Agustus 1997, kecelakaan maut yang menimpanya saat berusia 36 tahun.
Tanpa mengandalkan wawancara dan analisis tradisional sebagai penggerak narasi dalam dokumenter, Perkins berharap bisa mengeksplorasi hubungan rumit antara Diana, media, publik dan memunculkan respons emosional dari penonton.
“Harapan kami adalah memakai arsip sebagai mesin waktu untuk membawa penonton kembali ke masa lalu dan membuat mereka bisa melihat lagi masa lampau,” kata dia dikutip dari Reuters pada Rabu (29/6/2022).
Perkins, yang berusia 11 tahun ketika Diana meninggal, berharap caranya membuat film akan mendorong penonton menganalisis lagi hubungan mereka dengan sang putri.
“Yang paling menarik buat saya adalah apa peran kita di sini? Apa peran aktif kita di dalam kisah ini? Apa keterlibatan kita?” ujar Perkins yang mendapat nominasi Oscar untuk film dokumenter pendek “Black Sheep” (2019).
Diana baru saja menginjak usia 20 tahun ketika menikah dengan Charles pada 1981 dan menjadi objek dari kekaguman global. Pernikahan mereka yang kandas, yang dia sebut disebabkan kekasih dan istri Charles di masa depan, Camilla Parker Bowles, membuat media semakin terobsesi dengan kehidupan Diana, yang meninggal di limosin di terowongan Paris saat kabur dari paparazzi.
“The Princess” akan tayang pada besok, 30 Juni 2022. (na/den)
Discussion about this post