BANDUNG | WALI MEDIA,- Melalui gerakan Eiger Green, Eiger Adventure (EA) berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam mengatasi dampak lingkungan.
Komitmen ditunjukan dengan memilih bahan dan proses ramah lingkungan untuk setiap produk, mulai dari proses pengembangan hingga produk sampai ke tangan konsumen.
Selain pengembangan produk ramah lingkungan, lewat gerakan bersama yang diinisiasi Eiger dan Eigerian (sebutan bagi konsumen produk Eiger), EA ingin menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan melalui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan ekosistem dan lingkungan hijau.
Demikian diungkapkan Shulhan Syamsur Rijal, Public Relation (PR) Eiger Adventure saat menjadi narasumber di Basa Basi Podcast di sekretariat Pokja PWI Kota Bandung, Jalan Jenderal Ahmad Yani No.262, Bandung, Jumat (27/9/2024).
Menurut Rijal-sapaan akrabnya-, bila melihat kondisi dan kekhawatiran terkait isu lingkungan saat ini, banyak ditemukan permasalahan lingkungan. Mulai dari perubahan iklim, polusi udara, penurunan kualitas air dan tanah, kehilangan keanekaragaman hayati, juga limbah plastik.
Khusus limbah atau sampah plastik, Rijal mengaku miris bila alam yang seharusnya bisa memberikan inspirasi dan ide serta udara segar bagi manusia, tapi justru malah alamnya dalam kondisi tercemar.
“Bagaimana kita menikmati alamnya kalau alamnya rusak, kalau alamnya kotor? Kan kita ingin keluar rumah ingin mencari sebuah ide, ketenangan atau feedback yng baik buat badan kita dari alam,” tuturnya.
“Tapi kalau kita naik gunung, gunungnya kotor, hutannya kotor (tercemar) tidak terawat ya yang rugi kan kita sendiri. Makanya kita Eiger, membuat gerakan kolektif dengan Eigrian untuk bersama-sama kita bisa memulai dari hal-hal yang paling kecil untuk menjaga tempat kita berkegiatan di alam bebas,” jelas Rijal.
“Akhirnya muncul lah sebuah label tag dari Eiger Green. Eiger Green itu kalau dilihat dari asal usulnya lebih ke barang-barang Eiger yang dilabeli Eiger Green itu terbuat dari material produk daur ulang,” imbuhnya.
Karena, kata Rijal, EA memiliki tujuan utama dan visi misinya adalah sebesar mungkin kebermanfaatan buat manusia dan lingkungan.
Komitmen untuk terlibat dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan, kata Rijal, Eiger menemukan momentum saat terjadinya pandemi di sekitar tahun 2021.
Sebagai perusahaan privat atau non publik, PT. Eigerindo Multi Produk sejak 2021 merilis ESG (Environmental, Social and Governance) Report atau laporan keberlanjutan, dari seluruh produk yang Eiger produksi hanya 4% (persen) terbuat dari material terbarukan (ramah lingkungan).
“Tahun ini sudah tahun ketiga, laporan keberlanjutan tahun ini, jumlah barang Eiger yang terbuat dari haban atau material terbarukan dari bahan daur ulang, kurang lebihnya sekitar 20-21 persen,” jelas Rijal.
Tindakan lain selain dari pengembangan produk, Eiger sudah memiliki dua prototype atau dua langkah nyata yang dilakukan di gunung di Indonesia, salah satunya di Gunung Kembang, Wonosobo, Jawa Tengah.
EA ikut terlibat dalam pengelolaan Gunung Kembang atau mengelola bersama pengelola setempat. Lewat Gunung Kembang, EA mengkampanyekan agar gunung-gunung di Indonesia bersih dari sampah.
Di Gunung Kembang, EA dan pengelola setempat telah menjalankan sistem yang ketat bagi pendaki yang datang.
“Sejak awal gunung ini sudah bersih, karena pengelola sudah punya sistem, punya aturan bahwa pendaki harus membawa turun (kembali) sampah, itu wajib. Tapi yng paling penting, bagaimana caranya agar sampah tidak naik ke atas,” jelas Rijal.
“Misalkan kita bawa mie instan, cemilan (berkemasan plastik), makanan ini dipindahkan ke (wadah) kemasan makanan (bersih) yang bisa digunakan berkali-kali. Jadi pendaki ke atas tanpa membawa sampah,” imbuhnya.
Sistem aturan ketat yang diterapkan di gunung Kembang sejak awal ini, menjadikan gunung Kembang diakui sebagai gunung paling bersih di Indonesia.
“Gunung Kembang via jalur Blembem (Desa Damarkasiyan, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah) sudah dinobatkan oleh kementerian pariwisata dan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) sebagai gunung terbersih di Indonesia,” ungkapnya.
Selain menjaga kelestarian lingkungan di alam bebas, EA juga saat ini sedang menjalankan program untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan.
Dua outlet atau toko EA di Kota Bandung saat ini menyediakan satu buah mesin besar yang dinamakan RVM (Reverse Vending Machine) seperti mesin ATM yang bisa ubah sampah menjadi rupiah.
“Dengan menyetorkan botol plastik dihargai rupiah. Rupiahnya masuk ke mana, masuk ke poin yang di-connect sama akun Eiger Club. Poin itu setelah terkumpul bisa buat beli barang sesuai jumlah barang yang disetorkan,” terang Rijal.
“Mesin itu ada di toko (Eiger) Cihampelas dan di Jalan Sumatera. Itu salah satu cara kita buat mengurangi sampah plastik,” ujarnya.
Saat ini per tahun 2023, Eiger Adventure telah hadir 265 toko di 37 Kabupaten dan Kota di Indonesia dan 4 outlet luar negeri (3 di Malaysia, 1 di Swiss).
EA saat ini tak hanya menyediakan produk perlengkapan outdoor, tapi menyediakan beragam pilihan lain, yakni Eiger Women dan Eiger Kids.
Berikut ini rincian jumlah Produk EA yang diproduksi menggunakan material terbarukan: 2021: 4% material terbarukan; Tahun 2022: 14% material terbarukan (1.254.528 produk); tahun 2022 sebanyak 21% material terbarukan (1.858.130 produk).(*)
Discussion about this post