BANDUNG, Walimedia.com – Semakin menguatnya polarisasi dikalangan umat islam pada Pemilu 2019 menimbulkan kekhawatiran komunitas keagamaan di Bandung, karenanya Forum Lintas Agama Deklarasi Sancang (FLADS) bekerja sama dengan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) dan SETARA INSTITUT menggelar deklarasi pemilu damai dan menolak kecurangan, hoaks serta ujaran kebencian dalam kampanye, bertema Silaturahmi Lintas Agama dan Deklarasi Pemilu Damai yang dihadiri sekira 150 orang dari berbagai agama dan aliran keagamaan, bertempat di Java Retro Hotel Kota Bandung, yang berlangsung tadi malam Kamis (21/01/19).
Wawan Gunawan mewakili SETARA Institute menyatakan latarbelakang deklarasi damai sebagai respon situasi yang ada dan melihat kebutuhan masyarakat sekarang yang terpolarisasi karena Pilpres dan banyak perkembangan mutakhir seperti terorisme dan radikalisme di Indonesia yang berubah wujud menjadi Neo-HTI.
“Kami menolak istilah agama resmi dan tidak resmi. Sebuah keyakinan itu berhak hidup di Indonesia karena itu HAM kategorinya yang tidak bisa diganggu gugat kendatipun dalam situasi perang yaitu hak untuk beragama makanya selain ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu serta kelompok-kelompok agama besar misalnya ormas-ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah di kami juga ada Ahmadiyah dan Syiah yang berafiliasi dalam IJABI dan ABI”, terang Wawan.
Sementara itu Dr. Bambang Q Anees, M.Ag sebagai keynote speaker menjelaskan bahwa jangan sampai terjadi migrasi mimpi buruk terorisme dari luar masuk ke Indonesia yang mendorong terjadinya balas dendam, seperti konflik Syuriah dan kasus teroris Selandia Baru.
“Untuk antisipasi polarisasi dua kelompok pasca pemilu yang berbeda dan saling berhadapan yaitu dengan mendinginkan umatnya bahwa inti beragama itu pada Tuhan, pemilu itu cuma bagian kecil. Jangan sampai karena Pemilu, lalu pesan Tuhan yang paling dahsyat tidak nyampai tidak dilakukan oleh kita. Persatuan yang paling mendasar adalah menjaga perdamaian, melakukan kebaikan apapun agamanya, menjaga kemanusiaan apapun agamanya. Nggak ada yang memerintahkan bencilah yang lain, bunuhlah yang lain. Jadi posisi kan lagi bahwa Pilkada atau Pemilu ini cuma nomor kedua atau nomor ketiga. nomor pertama adalah beriman dan menjalankan ajaran inti agama”, jelas Bambang.
Discussion about this post