SUMEDANG, Walimedia.com – Untuk menghindari hoax atau berita palsu, masyarakat diharapkan menggali informasi dari media-media resmi. Pada media ini biasanya ada penanggungjawab, yang bisa dituntut jika tidak menjaga obyektivitas penyajian informasi. Hal itu mengemuka pada acara Sarasehan untuk Negeri yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unpad di Jatinangor Sumedang. Sabtu (26/5).
Menurut Sekretaris KPU Jabar Heri Suherman yang tampil sebagai narasumber, masyarakat pemilih harus mencermati latar belakang Paslon dari berbagai sumber. “Namun jangan salah pilih. Cari sumber informasi resmi seperti media yang dikelola KPU atau yang dikelola tim sukses Paslon. Dijamin tidak ada hoax,” ujarnya.
Heri juga mengingatkan, media sosial yang ada saat ini dalam pantauan Bawaslu dan KPU yang bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia. Setiap pelanggaran, kata dia, bisa dikenai sanksi administratif atau pidana.
Namun dalam perspektif Ahmad Abdul Basith, narasumber dari kalangan praktisi dan akademisi, momentum pemilu bukan hanya akrab dengan hoax, tetapi juga harus menginspirasi lahirnya kreativitas. Para pemilih muda diharapkan berpartisipasi dengan memantau, mengawasi, dan mengabarkan peristiwa-peristiwa yang menarik dan dikemas dalam citizen journalism. “Jadi jangan langsung percaya pada hoax. Lawan hoax bareng-bareng dan lahirkan karya-karya jurnalistik,” ungkap dia.
Sementara itu, narasumber lain, Abie Besman menegaskan sejelek-jeleknya media mainstream masih bisa dipertanggungjawabkan. “Maka manfaatkan media itu,” katanya sambil menawarkan solusi antisipasi hoax, yakni literasi media, penciptaan iklim demokrasi yang kondusif dan kebebasan informasi yang bertanggungjawab, serta meningkatkan profesionalisme media sesuai prinsip kerja jurnalisme.
Kegiatan sarasehan diikuti seratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di Unpad.
FK
Discussion about this post