BANDUNG I WALIMEDIA – Siapa tak kenal Iie Sumirat ? Pebulutangkis legendaris asal Kota Bandung ini namanya tiba-tiba meroket di pentas Piala Thomas 1976 dan 1979. Kala itu pemain yang dijuluki Meteor dari Bandung Selatan ini tergabung dalam tim yang dihuni tujuh pemain andalan Indonesia seperti Rudi Hartono, Liem Swie King, Christian, Ade Chandra serta Tjun Tjun dan Johan Wahyudi.
Di Piala Thomas 1976 dan 1979 itu, Tiim Thomas Indonesia mampu menjadi kampiun.
Duel paling ikonik tentu saja saat Iie bertemu sang legend dari Denmark, Svend Pri. Saat itu tanggung jawab Iie sangat besar lantaran dipasang di tunggal pertama Thomas Cup 1979. Lewat perjuangan keras serta aksi-aksi atraktif Iie, pebulutangks handal Denmark itu mampu diredam Iie dengan kemenangan rubber set.
Pria kelahiran Bandung, 15 November 1950 ini dikenal masyarakat setelah namanya menjadi buah bibir pada era 70-an. Singapura Terbuka 1972 menjadi turnamen internasional pertama yang mengangkat nama Iie Sumirat di dunia bulutangkis. Empat tahun berselang, Iie kembali mengharumkan nama Indonesia di ajang World Badminton Championship di Bangkok, Thailand.
Iie memutuskan pensiun sebagai atlet bulutangkis pada 1982. Kini Iie lebih banyak menghabiskan waktu di Bandung. Selama 38 tahun terakhir Iie ditemani sang kakak Nara Sujana memilih jalur melatih anak-anak usia dini di Badminton Hall Iie Sumirat SGS Bandung yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 440 Bandung.
Adalah Taufik Hidayat, pemain yang pernah dibina Iie di SGS Bandung hingga prestasinya meroket ketingkat dunia. Ketika era kejayaan Taufik meredup, munculah kemudian nama Antoni Sinisuka Ginting yang juga dibina di SGS. Kemudian ada juga nama Fajar/Alfian, Edi Ismanto, Halim Haryanto dan terakhir Flandy Limpele. Semua pebulutangkis ini adalah produk dari SGS.
Kini dua pemain muda potensial atas nama Iqbal dan Prawes tengah dibina Iie dan Nara untuk kelak menjadi pemain handal ditingkat nasional maupun dunia.
Renovasi
Catatan prestasi yang telah ditorehkan Iie Sumirat tampaknya tak berbanding lurus dengan sarana Badminton Hall Iie Sumirat SGS Bandung saat ini yang terlihat cukup memprihatinkan.
Toilet terlihat kumuh. Begitu juga dengan sirkulasi air yang tersendat. Lampu lapanganpun terlihat temaram. Pemandangan yang sama nampak pula di mushola dan tiang net.
Beruntung sarana bulutangkis yang tidak refresentatif ini tercium Dispora Kota Bandung dan PBSI Kota Bandung Sontak bantuanpun dikucurkan. Dispora membantu Rp.100 juta. PBSI Kota Bandung pun tak tinggal diam. Mereka membantu pengadaan karpet lapangan.
Hal yang sama dilakukan pula oleh Ketua Umum Pengprov PBSI Jabar Irjen Pol. Dr. Akhmad Wiyagus dari sisi perbaikan lapangan serta perbaikan tiang net.
Kini setelah bantuan renovasi berdatangan, kekumuhan itu mulai sirna. Seminggu kedepan menurut iie, renovasi Badminton Hall Iie Sumirat SGS Bandung akan tuntas. Sesungging senyuman tampak disudut bibir sang legend.
“Saya cuma bisa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu. Semoga kebaikan mereka mendapat hidayah dari Allah SWT,” ujar Iie dengan rona wajah bahagia. (den)
Discussion about this post