BANDUNG I WALIMEDIA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar menyiapkan sejumlah strategi sebagai upaya mempercepat industri kepariwisataan untuk mendongkrak perekonomian di samping mengendalikan atau menekan penyebaran virus COVID-19.
Dedi menuturkan strategi pertama, menguatkan kekuatan budaya. Jawa Barat memiliki zona budaya, Sunda Betawi, Sunda Priangan di wilayah Metropolitan Bandung dan sekitarnya dan Cirebonan.
“Kekuatan itu akan diangkat melalui sebuah ekspansi budaya di masing-masing kabupaten kota di masa pemulihan ini,” kata dia.
Kedua, menguatkan SDM karena di dalam Adaptasi Kebiasaan Baru ada adaptasi di internal dan eksternal pariwisata yang sigap menyesuaikan terhadap kondisi pandemi.
Kemudian mengembangkan konten destinasi dan ada destinasi yang berbasis religi, alam serta buatan namun di masa pemulihan, pihaknya lebih memprioritaskan pariwisata berbasis alam karena dianggap lebih sesuai dengan kondisi pandemi.
“Selain destinasi alam tadi, kita industrinya adalah industri lokal ya, supaya dalam situasi seperti ini yang kita inginkan ekonomi kreatif kita jalan ya karena Jawa Barat ini ada keunggulan, di film, fashion, kuliner, dan kriya,” katanya.
Selain itu, pendekatannya ke desa dari 5.312 desa, sekarang ada 215 desa wisata yang memang harus punya basis keunikan, baik kesenian, budaya, kerajinan, keunikan di alam, dan lainnya.
“Kemudian kita harus perkuat adalah pemasarannya,” ujar Dedi.
Pihaknya juga mengatakan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten kota melakukan early warning melalui protokol kesehatan dan pengetesan.
Kebijakan yang dilakukan secara disiplin oleh pengelola maupun pengunjung merupakan salah satu kunci industri pariwisata bisa berbenah di masa pandemi.
Dalam keadaan sebelum berdasarkan data BPS Jabar tahun 2019, pariwisata menyumbang Rp3,3 triliun atau sebesar 16 persen dari keseluruhan realisasi PAD provinsi yang sebesar Rp19,8 triliun. (hms/den)
Discussion about this post