BANDUNG, walimedia.com – Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menilai perlu adanya peningkatan kompetensi para psikolog dalam menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Terlebih, para psikolog saat ini tidak hanya bertugas di kota-kota besar, melainkan di berbagai pelosok Indonesia.
“Masalah individu juga makin kompleks. Dengan adanya era digital banyak orang nggak siap untuk menghadapinya, masalah-masalah mental baik ringan maupun berat,” ujar Ketua OC Temilnas IPK Indonesia 2019, Henndy Ginting di Bandung, Sabtu (24/08/2019).
Perkembangan era digital, kata dia, tidak hanya mempermudah hidup, tetapi juga membuat masyarakat tidak memiliki kemampuan sosial. Permasalahan tersebut dinilai membuat masyarakat sulit bertahan dalam kesulitan karena lebih banyak interaksi dilakukan dengan teknologi.
“Mereka tidak lagi punya ketahanan dalam menghadapi kesulitan yang mempengaruhi mental. Jadi, psikologi klinis harus memiliki formula-formula dan memulai dari usia dini,” imbuhnya.
Psikolog klinis, jelasnya, memiliki peran dalam meningkatkan kualitas hidup, termasuk potensi masyarakat. Menurutnya, kendati dalam keadaan sehat, masyarakat tetap perlu mengkonsultasikan dan mendiskusikan permasalahan hidupnya agar lebih optimal dalam bekerja.
“Apalagi menjelang Indonesia emas 2045, orang-orang perlu ditingkatkan kemampuannya, keterampilannya supaya mereka pada usia produktif lebih berperan, tidak hanya biasa-biasa saja,” imbuhnya.
Secara makro, Henndy mengharapkan para psikolog semakin berperan dalam pelayanan promotif dan preventif. Pelayanan promotif, kata dia, adalah upaya para psikolog meningkatkan potensi seseorang, termasuk mengantisipasi agar tidak sakit melalui upaya preventif.
“Katanya biaya pengobatan orang sakit 80 persen dari biaya kesehatan. Sekarang mau dibalik yang 20 persen biaya kesehatan dan 80 persen promotif membuat orang gak sakit,” tuturnya.(yon)
Discussion about this post