BANDUNG I WALIMEDIA – Prestasi — dalam bentuk apapun, salah satunya adalah di bidang olahraga, sangat layak mendapat apresiasi. Bentuknya tentu bisa beragam, mulai dari piagam penghargaan, rumah tinggal, kendaraan bermotor sampai cash dalam bentuk rupiah.
Pernahkah Anda bayangkan ketika prestasi minus apresiasi ? Tentu ada sebongkah rasa kecewa. Perjuangan di arena pertandingan sampai titik keringat penghabisan, sepertinya tak berbuah manis.
Dilingkup olahraga, torehan sebuah prestasi, tak melulu milik atlet, sebab dari mulai pengurus, pelatih sampai tim ofisialpun punya peran yang tak bisa dibilang kecil.
Jika dikaitkan dengan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jabar XIV Tahun 2022, prolog narasi diatas erat kaitannya dengan benang merah diksi ihwal Prestasi dan Apresiasi.
Drama sarat keprihatinan itu melakonkan cabang olahraga Layar. Tokoh utamanya adalah Parman, sang Ketua Pengcab Porlasi Kota Bandung. Lewat tangan dingin Parman lah tim layar Kota Bandung sukses membawa pulang 5 medali emas dan 1 medali perak dan tampil sebagai juara umum cabor layar Porprov. Ini tentu torehan prestasi yang tak bisa dibilang receh.
Namun ditengah rasa bangga yang menelikung, ada semburat rasa pilu saat Parman mengutarakan isi hatinya menyangkut mnimnya fasilitas yang dimiliki Pengcab Porlasi kota Bandung.
Menurutnya, sampai detik ini Pengcab Porlasi Kota Bandung tidak memiliki sekretariat yang mumpuni. Berbeda dengan cabor lain yang sudah memiliki sekretariat sendiri — meski katakanlah prestasinya tak sebagus cabor layar.
Bagi Parman, minus fasilitas tak harus miskin prestasi. Itu berarti sebongkah sikap profesionalisme tertanam kuat di naluri seorang Parman. Boleh jadi sikap Parman tak sebanding lurus dengan pengurus cabor lainnya yang terkadang menomorsatukan fasiltas tanpa menonjolkan prestasi.
Parman sadar betul mewujudkan sekretariat Pengcab Porlasi Kota Bandung, bukanlah hal yang mudah. Namun torehan prestasi cabor layar di pentas Porprov bisa menjadi semacam “senjata pamungkas” untuk mewujudkan angan-angannya itu, sekaligus membuka mata para petinggi KONI Kota Bandung untuk sesegera mungkin mewujudkannya.
Semoga bukan narasi sabar dan sabar yang didapat Parman untuk mewujudkan keinginannya itu… (den)
Discussion about this post