BANDUNG | WALIMEDIA.ID, – Calon pemimpin seharusnya berhati-hati dalam sikap dan ucapan maupun tingkah laku. Apalagi di saat berada hadapan publik.
Demikian disampaikan Sastrawan Sunda, Etti Rochaeti Soetisna menanggapi polemik kata “paeh” yang sempat dilontarkan calon wakil wali kota Bandung, Erwin, pada debat terakhir Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung 2024.
“Eta kecap ‘paeh” teh teu saluyu jeung tatakrama, pangpangna nyarios di payuneun publik. Komo ieu calon pamingpin (Ucapan kata “paeh” tidak sesuai dengan tatakrama, utamanya saat berbicara di depan publik),” kata Etti RS, saat diminta tanggapannya lewat pesan whatsApp (WA), Jumat, (22/11/2024).
“Bukannya tidak boleh berbahasa kasar, tapi harus melihat situasi dan kondisi. Saat itu kan, bukan dalam suasana bercanda atau kumpulan dengan orang-orang yang sudah akrab,” jelasnya.
Hal serupa diungkapkan Matdon seorang Sastrawan dan Budayawan asal Kota Bandung yang sudah lama malang melintang di dunia perpuisian.
Matdon melihat Erwin tidak bisa memposisikan diri dalam bertutur kata. Debat Publik itu acara yang resmi dan ditonton oleh masyarakat luas, sehingga tutur kata dan bahasa pun harus betul-betul dikontrol.
“Memang kata “Paeh” itu sebagai hal biasa dan bukan hal yang tabuh untuk diungkapkan. Namun harus dilihat dalam suasana seperti apa. Terkecuali ketika berbicara dengan kerabat dekat itu sah-sah saja,” ungkapnya.
“Bagaimana mau jadi Pemimpin menempatkan posisi untuk bertutur kata saja tidak bisa,” pungkasnya.(*)
Discussion about this post