CIWIDEY | WALIMEDIA – Patut diacungi jempol. Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, Karang Taruna dari Kampung Pasir Kemiri kembali memproduksi olahan makanan Kerupuk susu. Hasilnya? Laris manis.
Program produksi kerupuk susu ini sebetulnya sudah pernah ada sejak tahun 1986. Namun beberapa tahun kemudian sempat meredup. Dan disaat pandemi Covid-19, ketika banyak pekerja yang terkena PHK (Pemutusan hubungan kerja), maka produksi kerupuk susu kembali menggeliat.
“Jadi pernah ada tahun 1986 kerupuk susu produksi, tapi baru ada kembali sekitar Desember tahun 2020 yang dikelola oleh Karang Taruna. Soalnya pemuda banyak yang nganggur pas ada covid-19,” tutur Sofyan (47), Ketua RT (Rukun Tetangga) Rt 03 RW 12 Desa Lebak Muncang Kecamatan Ciwidey. Minggu (31/01/2021).
Sofyan menuturkan kerupuk sapi yang diproduksi atau diolah para pemuda KT terbilang laris. Kendati dipasarkan baru di sekitaran desa. Kerupuk dengan aneka varian dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Untuk kemasan kecil seharga Rp.500/pcs dan untuk kemasan yang spesial dengan harga Rp.5.000/pcs.
Menurut Sofyan, meskipun suasana sedang covid-19, namun pendapatan dari penjualan kerupuk susu terbilang laris, khususnya dikalangan pemuda dan anak-anak. Karena kerupuk susu ini menyajikan 2 varian rasa.
“Karena kerupuk susu buatan karang taruna dari RT kita. Meskipun harga (sesuai isi kantong) warga lembur (kampung) tapi rasanya (sesuai selera warga) kota. Rasanya baru ada dua, rasa original sama rasa pedas. Jadi banyak peminatnya. Alhamdulillah produksi setiap minggu itu selalu habis stoknya, ” katanya.
Kembali bangkitnya produksi kerupuk sapi yang dikelola oleh pemuda Karang Taruna ini mendapat apresiasi dari Dodi Hidayat (32), Ketua RW 12 Desa Lebakmuncang.
Dikatakannya, dengan adanya kegiatan mengolah kerupuk susu ini, pemuda-pemudi memiliki aktivitas positif di saat pandemi. Tidak hanya itu, mereka juga tentu mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan.
“Saya sangat apresiasi kegiatan ekonomi dari karang taruna ini. Karena (saat pandemi) aktivitasnya (kebanyakan pemuda) cuman main game saja. Jadi daripada main game, lebih baik berbisnis kerupuk susu. Bisa lebih produktif kegiatannya, ” tegas Dodi.(Alv)
Discussion about this post