BANDUNG, walimedia.com – Limbah kotoran manusia di kota-kota besar masih menjadi permasalahan krusial yang perlu menjadi perhatian. Apalagi, banyak masyarakat sengaja membuang kotoran dengan membuat saluran ke sungai yang tentunya mencemari lingkungan.
Guna mengatasi persoalan tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan toilet pengompos untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Toilet tersebut diklaim dapat mengubah kotoran, baik feses maupun air seni menjadi pupuk.
Peneliti LIPI Neni Sintawardani mengungkapkan, toilet pengompos secara teknis memiliki bentuk serupa toilet duduk yang memiliki saluran khusus untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Adapun di bawah toilet tersebut terdapat bak penampung yang berisi sekam.
“Untuk feses dikombinasikan dalam bak dengan serbuk gergaji agar bisa menjadi kompos. Untuk air seni ditampung terpisah kemudian masuk ke pengumpulan pengolahan dan nantinya jadi pupuk cair,” kata Neni di SD 210 Babakan Sinyar, Kiaracondong, Bandung, Senin (26/08/2019).
Neni menjelaskan, untuk mencampurkan feses dengan sekam atau serbuk gergaji menjadi kompos, pihaknya memasang motor penggerak bertenaga listrik. Mesin tersebut berfungsi sebagai pengaduk kotoran dan kompos, hingga menjadi pupuk.
“Dengan motor penggerak, pencampurannya merata dan bisa lebih maksimal dalam pembuatan kompos,” ujar Neni.
Dalam peluncuran penerapan teknologi toilet pengompos dan sosialisasi pemanfaatan, LIPI sengaja memilih Sekolah Dasar (SD) sebagai upaya memberikan pendidikan karakter. Sehingga, para siswa terbiasa mengurangi limbah kotoran sejak dini.
“Bagaimana sanitasi atau perilaku hidup bersih dalam penanganan buangan atau kotoran manusia sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan tetap menjaga lingkungan,” tuturnya.(yon)
Discussion about this post