“Keliling sana-sini kalau dipakai shalat kapasitas sebenarnya, masjid ini sekitar 50.000 (orang) jamaah sudah kayak stadion,” kata Gubernur Ridwan Kamil, seusai meninjau Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Senin (26/12/2022).
Ridwan Kamil menuturkan, Masjid Al Jabbar ini tidak hanya sebatas bangunan masjid semata, namun juga terdapat gedung lainnya seperti museum, danau atau kolam retensi pengendali banjir, taman tematik dan lain-lain.
“Jadi proyek pertama adalah masjid, proyek kedua di bawahnya ada Museum Rasul dan sejarah islam nusantara dan Jawa Barat. Proyek ketiga adalah danau. Danau pengendali banjir Gedebage biar banjirnya terbagi-bagi ke banyak tempat,” kata dia.
“Keempat taman terbesar yang mengelilingi masjid. Itulah kenapa program di sini tidak hanya membangun masjid tapi tiga urusan lainnya,” lanjut dia.
Khusus untuk Museum Rasul, kata Gubernur Ridwan Kamil, baru akan dibuka untuk umum pada Februari 2023.
“(Untuk Museum Rasul) tidak akan dibuka pada tanggal 30 Desember mungkin pada Februari 2023, karena masih ada pekerjaan laporannya. Ternyata masih belum tuntas, butuh waktu karena pakai digital,” kata dia.
Masjid Raya Al Jabbar (MRAJ) di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung akan menjadi kado penghujung tahun yang istimewa bagi warga Jabar, khususnya warga Kota Bandung, lebih khusus lagi warga kawasan Kelurahan Cimincrang, Kecamatan Gedebage.
Pemprov Jawa Barat, ingin peresmiannya betul-betul dilakukan dengan serius, penuh komitmen dan dalam skala cukup besar.
Beberapa waktu lalu, Sekda Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja memimpin langsung proses gladi kotor bersama perangkat daerah, Pemerintah Kota Bandung, dan pihak penyelenggara kegiatan atau event organizer (EO).
Selain mengecek bangunan fisik masjid terapung ini, Sekda Setiawan juga ingin memastikan semuanya terencana dengan baik, sehingga peresmiannya berjalan dengan lancar.
Diperkirakan ribuan orang akan memadati seremoni peresmian Masjid Raya Al Jabbar, terdiri dari tamu undangan dan jamaah.
Untuk tamu undangan terdiri dari unsur Pemerintah Pusat, kementerian/lembaga terkait, forkopimda, anggota DPRD, kepala perangkat daerah beserta istri, perwakilan ASN, para guru wilayah Bandung Raya.
Selain itu, ada pula Dharma Wanita Persatuan (DWP) Jabar, bupati/wali kota se-Jabar beserta istri.
Sementara dari jamaah ada Majelis Ta’lim (MT) Pakuan, MT Rancabentang, organisasi Islam, pesantren, ikatan remaja masjid, insan pariwisata, perwakilan mahasiswa, dan undangan lainnya.
“Kita sudah sama-sama meninjau mulai dari tempat parkir, kemudian ke tempat drop off, dan kita masuk, lewat jembatan,” ujar Setiawan Wangsaatmaja.
Adapun sejumlah akses menuju Masjid Raya Al Jabbar, yakni dari Jalan Soekarno Hatta menuju Jalan Cimincrang, kemudian dari Jalan Gedebage Selatan menuju kawasan Summarecon.
Maka aliran rute pun sudah dirancang sedemikian rupa bersama pihak terkait baik dari kepolisian, maupun dinas perhubungan, sehingga penumpukan kendaraan, ataupun crossing jalur kendaraan dapat diatur dengan baik, dan kendaraan bisa tetap mengalir meski volume padat.
“Aliran dari rute saya rasa sudah oke, di tempat parkir akan disediakan pula toilet portabel,” ujar Setiawan. (na/den)
Discussion about this post