BANDUNG | WALIMEDIA – Maskapai penerbangan PT, Garuda Indonesia akan kembali membuka jalur penerbangan dari dan ke Bandung mulai 28 Agustus 2020 mendatang.
Garuda Indonesia akan membuka dua rute penerbangan, yaitu Bandung–Denpasar PP (pulang pergi) dan Bandung – Kualanamu PP. Maskapai ini akan beroperasi tiga kali sepekan, yaitu hari Rabu, Jumat, dan Minggu.
Atas rencana tersebut, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengapresiasinya. Menurut Ema, hal itu diharapkan bisa menggenjot kembali roda ekonomi di Kota Bandung.
“Kami menyambut baik langkah ini karena kita melihat meskipun masih berada di situasi pandemi roda ekonomi harus terus berjalan,” tutur Ema saat menerima audiensi dari Sales dan Service Manager Branch Office Bandung, Tessa Adelina di Balai Kota Bandung, (Rabu 26/8/2020).
Ema mengaku optimis dengan pembukaan rute ini. Pasalnya, berdasarkan kajian Markplus Institute menunjukkan bahwa 80% responden yang disurvei mengaku rindu untuk berwisata ke Bandung. Mayoritas mereka menyasar wisata fesyen dan kuliner.
“Geliat wisata kita mulai menunjukkan arah yang positif meskipun belum sepenuhnya kembali. Namun di sisi lain kita juga mesti waspada dengan dampak pada penyebaran virus ini, karena pandemi masih terjadi,” katanya.
Oleh karena itu, Ema meminta kepada pihak maskapai agar terus menjalankan protokol kesehatan yang ketat selama penerbangan. Pasalnya, pihaknya harus terus menjaga situasi Kota Bandung tetap kondusif di tengah situasi pandemi yang masih berdinamika.
“Selama di penerbangan apakah protokolnya terus dijaga? Kami ingin memastikan itu. Tentu kita tetap ingin mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Sales dan Service Manager Branch Office Bandung, Tessa Adelina berharap, sektor penerbangan sebagai bagian dari penunjang kemajuan ekonomi bisa bangkit dengan menerapkan AKB selama pelayanan.
“Kami tentunya berharap di masa adaptasi kebiasaan baru ini ‘demand’ masyarakat atas layanan penerbangan akan terus meningkat. Terlebih dengan berbagai dukungan dan sinergitas stakeholder penerbangan guna menghadirkan layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi pengguna jasa,” katanya.
“Tentunya berbagai optimalisasi layanan penerbangan tersebut dijalankan dengan penerapan protokol kesehatan secara maksimal, khususnya melalui prosedur physical distancing selama penerbangan,” imbuh Tessa.
Ia mengaku akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan agar ekosistem pariwisata dapat tumbuh bersama dengan harmonis.
“Tentunya upaya maksimalisasi aksesibilitas penerbangan ini, terus kami intensifkan melalui sinergi bersama seluruh pemangku kepentingan terkait, khususnya melalui kesiapan sektor kepariwisataan dan dukungan penuh yang terus terjalin dengan baik bersama Pemerintah Daerah,” katanya. (nur/bud)
Discussion about this post