BANDUNG | WALIMEDIA – Usaha jahit pakaian menjelang Lebaran tahun ini tidak seramai tahun-tahun sebelumnya karena saat ini banyak kemudahan untuk membeli langsung pakaian jadi ke mal-mal atau melalui sistem penjualan online. Tentu saja hal ini menjadi tantangan bagi para penjahit untuk menghadapi persaingan seperti itu.
Namun begitu, mereka tak kekurangan rezeki karena masih banyak pula orang yang sengaja ingin membuat baju Lebaran sendiri tanpa harus membeli. Mereka yangmenjahitkan pakiannya ke penjahit langganannya karena merasa yakin pakian yang dikenakannya nanti Lebaran akan sesuai dengan keinginannya disbanding dengan membeli langsung yang mungkin kadang tidak sesuai dengan harapannya.
Sumarni (60), kendati sudah menua tetapi tetap menerima jahitan bagi mereka yang ingin dijahitkan olehnya. Hal itu dilakukannya selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga karena telah lama memilih profesi ini maka kalua tidak bekerja sepertinya ada yang hilang dalam hidupnya.
“Untuk Lebaran tahun ini paling menargetkan hanya 60 pakaian saja dan order ditutup dua minggu setelah Ramadan sudah ditutup. Target perhari dua pakaian ,ya setidaknya H-1 saya bisa menyelesaikan pesanan terakhir. “ ujarnya saat dihubungi WMOL (4/5-2021) dan usaha jahitnya diberi nama “Sampurna”.
Ibu tiga anak ini menjelaskan jika dirinya menarifkan jasa jahit pakaian per potong lima puluh ribu rupiah. Jadi sehari dirinya mendapatkan penghasilan seratus ribu rupiah. Beliau mengerjakan semua jahitannya mulai pukul 08.00-16.00 WIB. “Memang untuk beberapa tahun ini saya tidak menggenjot bisa mendapatkan banyak pakaian yang dijahit sebelum usia sudah tua . Tetapi dari pekerjaan ini saya bersyukur adalah sedikit bekal untuk Lebaran tahun ini,” tambahnya.
Senada dengannya, Imas Hanifah (52) yang juga penjahit dan tinggal di Kawasan Ciroyom, Kota Bandung. Baginya, ia melakukan hal itu untuk membantu ekonomi keluarga walaupun kedua anaknya sudah besar dan bekerja. Karenanya untuk Lebaran tahun ini ia hanya menerima jasa jahitan paling banyak 2-3 potong pakaian perhari.
“Menjahit pakaian dari pagi sampai sore bukan pekerjaan mudah apalagi yang Namanya konsumen itu selalu ingin cepat seelsai. Makanya untuk bulan Ramadan ini saya ngebut agar pakaian yang dijahit bisa selesai teapt waktu,” ungkap Imas yang biasa disapai Bu ai.
Imas mematok harga jahitnya mulai 50-75.000/potong tergantung jenis pakaian apa yang dijahit. Tentu saja hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya. Bahkan baginya, jika ada kesempatan menjelang sahur maka ia pun menyempatkan menjahit pula dan terkadang suami yang menyediakan makanan untuk sahur. “Ya kalau dibilang beda lebihnya sih ada. Tetapi walaupun mungkin tidak terlalu besar tetapi hal itu patut disyukuri,” katanya kemudian.
Berbeda dengan mereka, Dani Rustandi (42) yang memiliki usaha jahitan “Adam Busana” mengatakan jika tahun ini ia mendapat pesanan jahitan hampir 125 potong karena satu orang bisa menjahit satu stel pakian dan celana. Dia bertahan dalam bisnis ini karena sudah menjadi profesi dan hal ini ban yak dibutuhkan orang-orang.
“Terus terang saya membuka order ini sebelum Ramadhan tiba dan satu minggu setelah Ramadhan order langsung saya tutup. Saya menargetkan H-2 semua pekerjaan selsai dan dapat diberikan kepada konsumen untuk bisa dipakai berlebaran,” terang ayah dua anak in I dalam sebuah kesempatan.
Dani mampu menyelesaikan perhari itu sebanyak 2-4 potong dan dikerjakan dri pagi hari sampai larut malam. Artinya berlanjut setelah Shalat Tarawih. Dia menarifkan perpotong pakaian misalnya gamis mematok harga Rp 85.000/potong. Tapi umunya ia mematok harga jasa jahitnya 50.000-100.000/potong tergantung jenis pakaiannya. Hasilnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sedikit bekal untuk Lebaran.
“Dibilang capek tentu saja karena memeratenaga dan juga pikiran. Namun itu sudah menjadi konsekuensi dan din sini saya mengutamakan kepuasan pelanggan,” ujar pria yang merangka juga sebagai Ketua RT.
Tentunya semua itu bukan pekerjaan mudah, namun mereka menyadari jika rezeki mereka dari apa yang mereka kerjakan. Ternyata jasa menjahit pakaian masih banyak dibutuhkan masyarakat dan busana merupakan kebutuhan yang tak terbantahkan dan sangat penting untuk menjaga penampilan di Hari Raya Idul Fitri.(deffy)
Discussion about this post