BANDUNG | WALI MEDIA, – Kang Dudang. Itulah sapaan akrab sang Profesor yang kini menduduki kursi Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) UIN SGD Bandung. Pria asli Garut (Asgar) yang dikenal cool, santun, dan tegas senasntiasa bekerja profesional dalam menakhodai kapalnya agar tiba di tempat tujuan dengan selamat dan tepat sasaran. Pantrang bagi Prof ini hanya sekedar menumpang dan menunggu kapalnyatiba di tempat tujuan.
Itulah potret filosofi hidup sang Profesor yang selama ini menjadi kompas kepemimpinannya dalam menjalankan tugas jabatan sebagai orang nomor wahid di fakultas tersebut. Filosofis hidup Kang Dudang memang sederhana namun sarat makna. Setidaknya di dalam filosofis itu memberikan isyarat bahwa seorang pemimpin termasuk isi kapal (fakutas) harus kreteatif dan licah dalam menjalankan tugas sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing.
“Saya selalu menyemangati semua orang di fakultas dengan kekuatan pecut kudu lincah, ulah kuuleun,” tegas Kang Profesor.
Dalam pandangan Prof. Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag, simbol kudu lincah memiliki makna kreativitas, yang menunjukkan sebagai kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa ide maupun karya nyata. Dengan simbol ini seseorang diharapkan bisa menggerakkan diri sendiri dan masyarakat (ulah kuuleun) terutama di bidang ekonomi, termasuk menyelesaikan permasalahan-permasalahannya.
“Kami yakin jika filosofis sunda ini dilaksanakan prestasi FEBI ibarat motor yamaha melaju semakin ngacir, yang lain semakin ketinggalan,”.
Filosofis sunda yang akrab dalam kehidupan sehari-hari ungkap Kang Dudang, seringkali disuntikan di tengah kehidupan mahasiswa. Mahasiswa FEBI harus lincah (kreatif), dan ulah kuuleun (harus bergerak, mobile, dinamis) dalam membaca kemajuan ilmu dan teknologi terutama pada dunia ekonomi dan bisnis. Dengan memegang filosofi sunda sebagai pecut kehidupan, pria murah senyum ini, merasa optimis alumni FEBI tidak akan ada yang hidupnya tidak kaya.
“Insya Allah,” tuturnya.
Keoptimisan Prof Dudang mengenai alumninya pada kaya, pada prinsipnya sangatlah logis. Pasalnya, alumni FEBI dipandang sudah paham cara bertahan hidup karena mereka tahu dan punya ilmunya. Selama empat tahun mereka dididik keterampilan berpikir kreatif, termasuk dilatih untuk melahirkan ide-ide baru guna menciptakan solusi dan inovasi.
“Mereka sudah dibekali ilmu ekonomi dan ilmu bisnis sebagai ilmu pokok untuk melakukan kreativitas dalam kehidupan. Indonensia membutuhkan alumni FEBI kreatif dan inovatif,” imbuhnya lagi.
Melahirkan alumni berbobot tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Nampaknya, peribahasa itu tidak berlaku bagi FEBI. Terbukti, fakultas ini sudah berbenah diri mulai dari peningkatan sumber daya manusia, peningkatan tenaga dosen, fasiltas kuliah, untuk menggapai alumni berkualitas. Termasuk meng-update dan meng-upgrade metode belajar mengajar pada program studi Akuntansi Syariah, Ekonomi Syariah, Manajemen, dan Manajemen Keuangan Syariah (MKS).
“Kami memiliki amunisi tiga dosen yang sudah menjadi Member American Academy of Financial Management (AAFM), bidang keuangan Islam (CIFA),” pungkas Prof Dudang. (Dono Darsono)
Discussion about this post