BANDUNG, walimedia.com – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat menyebut banyak faktor yang menjadi permasalahan para pekerja migran. Maka melalui program “Migran Juara”, diharapkan mampu mengurangi permasalahan klasik yang menimpa para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Barat.
Kepala Disnakertans Jabar Ade Afriandi, mengungkapkan, faktor-faktor yang kerap membuat PMI mendapat permasalahan adalah karena keterbatasan wawasan dan keterampilan. Selain itu, penempatan kerja secara ilegal, hingga maraknya praktik percaloan juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
“Ini sudah menjadi masalah klasik dan harus segera dihilangkan salah satunya melalui program Migran Juara yang sudah kami gulirkan,” ujar Ade usai Rapat Koordinasi Perbaikan Tata Kelola Layanan PMI Jawa Barat, di The Luxury Trans Hotel, Kota Bandung, Selasa (28/08/2019).
Menurutnya, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk membangun sistem navigasi migrasi melalui program Migran Juara. Sistem tersebut, terbentuk dari seluruh rangkaian sistem pendataan calon tenaga kerja, sistem perekrutan yang melibatkan peran Disnakertrans provinsi, kabupaten/kota,hingga keterlibatan aparat desa.
“Juga di dalamnya termasuk pelatihan dan sertifikasi, sistem penempatan, serta sistem tracking warga Jabar yang bekerja di luar negeri,” paparnya.
Ade menyatakan, sejauh ini telah banyak pekerja migran asal Jawa Barat yang dinilai berhasil meraih sukses di luar negeri dan dibuktikan dengan jumlah diaspora yang cukup banyak. Untuk itu, pihaknya akan melakukan groundbreaking gedung Migran Training Centre Jabar pada Maret 2020.
“PMI asal Jabar sudah banyak yang berhasil dan diasporanya banyak. Kami saat ini juga sedang dalam tahap promosi kegiatan, Insyaallah Maret 2020 dimulai pembangunan,” ujar Ade.
Selain Migran Juara, perlindungan kepada pekerja migran juga akan diperkuat regulasi yaitu Perda provinsi, kabupaten/kota hingga desa seperti Peraturan Desa Majasari di Kabupaten Indramayu. Terlebih hingga akhir 2018, Indramayu menjadi daerah dengan penempatan pekerja migran terbanyak yaitu 21.480 orang, disusul Kabupaten Cirebon dan Subang.(noe)
Discussion about this post