BANDUNG, (WM) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau seluruh pihak yang terlibat dalam pemilihan kepala daerah serentak, terutama pemilihan gubernur Jawa Barat, untuk menghindari politisasi SARA selama masa kampanye ini.
Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar mengatakan, norma-norma agama maupun isi Al-Quran dengan cara yang baik dan di tempat yang baik pula. Pasalnya, bila sesuatu yang baik disampaikan dengan tidak baik akan menimbulkan kegaduhan.
“Tujuan syariat Islam adalah menjaga kemaslahatan, dan menunjukkan kasih sayang. Jadi berbagai unsur termasuk isu SARA yang menimbulkan kegaduhan itu harus ditolak dibanding menimbulkan kemaslahatan,” kata Rafani kepada wartawan di Bandung, Selasa (21/2/2018)
Dia mengingatkan jika ada indikasi timbulnya kegaduhan lebih baik untuk dicegah sebelum berdampak ke sesuatu yang lebih besar nantinya. Terlebih, agama melarang untuk membuat kegaduhan dan orang saling curiga satu sama lainnya.
“Dalam agama itu menyampaikan kebaikan harus semampunya, sementara menolak kerusakan harus dilakukan dengan benar-benar,”ungkapnya
Rafani menambahkan MUI Jawa Barat dalam menghindari politisasi SARA ini hanya sebatas mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat sedangkan pengawasanmya dilakukan langsung oleh pihak yang lebih berwenang yakni Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan kepolisian.
“Kami hanya sebatas mengimbau sedangkan pengawasan langsung dilakukan oleh polisi dan Bawaslu,”pungkasnya.(Nr)
Discussion about this post