BANDUNG | WALI MEDIA – Ba’da sholat maghrib pada hari Kamis (1/8/2019) di sekretariat PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kota Bandung ada suasana berbeda dibanding hari lainnya. Ada nuansa religi terasa malam itu.
Biasanya, usai melaksanakan sholat maghrib, anggota atau pengurus PWI langsung beranjak atau meninggalkan ruang tempat sholat (mushola) untuk melakukan aktifitas lain. Tapi tidak untuk malam Jumat itu.
Setelah melaksanakan sholat berjamaah, mereka stay di mushola. Ada yang berdzikir, ada juga yang membuka al Qur’an. Intinya mereka tidak meniggalkan ruangan berkarpet merah.
Kenapa demikian ?
Hal itu dilakukan karena pada Kamis malam itu di sekretariat PWI dilaksanakan kegiatan “Ngabarin” (Ngaji Bareng Wartawan Indonesia). Sebuah kegiatan berisi pembacaan al Qur’an secara bersama-sama (tadarusan) yang berlangsung hingga tibanya sholat Isya. Sebelum tadarusan, terlebih dahulu dilaksanakan tawasul dengan bimbingan ustadz Dudi Supriyadi, yang juga anggota PWI Kota Bandung.
Semula, sebelum di-launching dengan nama “Ngabarin”, kegiatan ngaji bareng (tadarusan) seperti ini hanya dilakukan oleh beberapa orang wartawan saja. Mereka memanfaatkan waktu luang usai sholat maghrib di malam Jum’at, sebagai malam sayyidul ayyam (penghulu hari).
Yasinan. Demikian istilah umum membaca al Qur’an di malam Jumat itu. Meski surat yang dibacanya tidak saja surat Yasin, melainkan juga surat Ar Rohman dan Al Mulk.
Namun sejak 18 Juli 2019, karena adanya respon positif dari Ketua PWI Kota Bandung, Hardiyansyah, kegiatan yasinan itu pun dijadikan agenda tetap tiap pekan namun dengan nama “Ngabarin”. Bahkan pesertanya pun kian bertambah, seperti yang nampak pada malam Jum’at (1/8/2019) .
Banyaknya jumlah peserta “Ngabarin” kian menambah kesan religius di kantor PWI yang berada di lantai 2 Stadion Sidolig (Stadion Persib), Jl. Ahmad Yani, Bandung.
Menurut Asep Budi Heryanto, inisiator kegiatan “Ngabarin” selain sebagai ajang silaturahmi anggota dan pengurus, juga menjadi ajang pembelajaran bagi anggota PWI Kota Bandung, khususnya ilmu tajwid. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga sebagai bentuk syukur atas keberadaan kantor sekretariat yang terbilang representatif dengan fasilitas cukup lengkap.
“Bersyukur itu selain ungkapan terima kasih, juga bisa merawat dan mempergunakannya untuk hal-hal yang baik atau kegiatan positif ,”ujar Abud, sapaan akrab Asep Budi Heryanto, Jumat (2/8/2019).
Menurut Abud, dengan kegiatan “Ngabarin’ yang menjadi rutinitas anggota PWI kota Bandung, diharapkan akan menimbulkan rasa puas bagi pihak-pihak yang memfasiltasi keberadaan kantor dan memberikan kelengkapan sekretariat. Pada gilirannya akan menjadi berkah bagi si penerimanya.
“Insya Allah, semakin banyak berterima kasih, banyak bersyukur, hidup kita akan tambah berkah,” pungkas Abud penuh harap. (red)
Discussion about this post