Bandung, Walimedia – Pasca pendaftarannya dalam bursa bakal calon wali Kota (bacawal) Bandung dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) awal bulan Juni lalu, Deny Zaelani mulai menghangatkan peta perpolitikan di kota Bandung.
Gebrakan awal dari aksi Deny Zaelani yang telah resmi mengembalikan formulir pendaftaran ke Partai Hanura, adalah melalui penampakan dalam media sosial (medsos), baliho dan Billboard yang mulai menghiasi bebera sudut kota Bandung.
Namun sayang, maksud hati meraih simpati dan dukungan kader partai dan masyarakat kota Bandung dalam pilwalkot mendatang, aksi Deny Zaelani di melalui medsos, baliho dan Billboard malah mendapatkan nada-nada penolakan dari kader partai yang digadang-gadang bakal mengusungnya.
Beberapa kader kecamatan mempertanyakan sikap dari DPC yang jauh-jauh hari telah menyatakan dukungannya terhadap Yossi Irianto, namun membiarkan Deny Zaelani melalui medsos, baliho dan Billboard mengklaim sebagai calon walikota dari partai Hanura.
Nandhi, kader senior partai adalah salah seorang yang mempertanyakan hal itu. “Melalui medsos, baliho dan Billboardnya, Deny Zaelani mengklaim sebagai calon walikota dari partai Hanura, sementara jauh sebelumnya H. Endun Hamdun telah menyatakan dukungannya untuk Yossi Irianto,” sebenarnya ini partai mendukung siapa, tanya Nandhi di Bandung, Rabu (5/7/2017).
Sebelumnya ada statemen dukungan terhadap Yossi, sehingga secara tidak langsung sebagai kader harus patsun terhadap statemen tersebut, tapi sekarang banyak bertaburan baliho dan Billboardnya dan medsos Deny Zaelani yang juga didukung partai Hanura, “ini kan membinggungkan kita sebagai kader, apalagi masyarakat”, ungkap Nandhi dengan nada kecewa.
Menurut Nandhi, seharusnya partai itu ajeg dalam menentukan sikapnya dan tidak plin plan, agar kita sebagai kader tidak bingung. “Selama itu sudah melalui mekanisme partai, siapapun orangnya yang didukung atau diusung partai akan atau bahkan wajib didukung oleh kader partai,” tegasnya.
Kader partai lainnya adalah Dadang dari kecamatan Coblong, yang juga mengkritisi medos, baliho dan Billboard Deny Zaelani yang seolah-olah calon walikota dari Partai Hanura, padahal sepengetahuannya Partai Hanura belum menentukan pilihannya secara resmi.
“Deny Zaelani hanya baru mendaftarkan diri saja sebagai bakal calon wali Kota Bandung, jadi klaim Deny Zaelani sebagai calon walikota dari partai Hanura adalah salah kaprah. Kalaupun mau pasang di medsos, baliho dan Billboard, harusnya sebagai Bakal Calon Wali kota Bandung, bukan calon walikota,” terang Dadang.
Namun lanjut Dadang, anehnya aksi Deny Zaelani melalui medsos, baliho dan Billboardnya tersebut, terkesan malah dibiarkan oleh partai. “Sepertinya gerakan Deny Zaelani ini mendapat sokongan dari inohong partai tingkat kota,” ungkapnya mencurigai.
Hal senada juga disampaikan kader dari kecamatan Astana Anyar, Riyanto. “Silahkan Deny Zaelani nampang di medsos, rmemasang baliho dan Billboard sebanyak-banyaknya, tapi tolong hormati mekanisme partai kami”, jelasnya.
“Janganlah dulu dalam medos, baliho dan Billboard itu disebutkan anda sebagai calon wali kota dari partai Hanura, karena mekanismenya masih berjalan. Cukup saja ditulis dalam baliho dan Billboard adalah sebakai Bakal Calon Walikota,” tegas Riyanto seraya menambahkan Ini perlu saya sampaikan agar tidak menjadi ketersinggungan bakal calon yang lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Riyanto yang sering di sapa Riri ini berpesan kepada Bakal Calon Walikota Deny Zaelani, untuk lebih berhati-hati dalam setiap tindakannya dalam bursa pilkada ini, jangan sampai terjebak oleh permainan dan hasutan orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Abud
Discussion about this post