SUKABUMI, walimedia.com. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bumi Wibawa (TBW) Kota Sukabumi khawatir jika musim kemarau akan terus berlanjut sampai akhir tahun nanti. Pasalnya, kemarau yang sudah melanda sekitar empat bulan ini, dua sumber mata air ditambah satu sumber air permukaan debit airnya sudah menyusut mencapai 50 persen lebih.
“Kita memiliki dua sumber mata air dan satu sumber air permukaan utama yang saat ini luar biasa terkena penurunannya yakni Batu Karut dan Cinumpang sertan Cigadog penurunanya hingga 50 persen,”ujar Direktur Utama PT. PDAM Tirta Bumi Kota Sukabumi, Anton Rachman usai mengecek beberapa sumber mata air, Selasa (21/08).
Anton mengungkapkan, untuk mata air Cinumpang yang berlokasi di Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi, dari kapasitas 250 liter perdektik menyusut diangka 170 sampai 180 liter per detik. Begitu juga dialami oleh mata air Batukarut yang ada di daerah Selaawi Kecamatan Sukaraja yang biasanya waktu normal bisa menghasilkan 150 liter perd detik, namun kini hanya mempu menampung 58 liter per detik saja dan itu diwaktu siang. Namun jika di malam hari bisa di angka 68 sampai 69 liter per detik karena di bantu oleh pompa.”Sedangkan untuk Cigadog, yang biasanya normal menghasilkan air 50 liter perdetik, kini hanya mampu menampung 25 liter perderik saja,”ujarnya.
Dengan kondisi yang terjadi saat ini tentu saja berimbas kepada pelanggan. Namun, agar pasokan air bersih berjalan normal, pihaknya melakukan pola penggiliran. Upaya itu dilakukan sebagai antisipasi agar pasokan air masih tetap ada meskipun dalam kondisi kemarau seperti saat ini.
“Namun, kalau kemarau terus menerus seperti ini, kemungkinan penggiliran air akan lebih diperketat,” ujarnya. Untuk itu kata Anton, masyarakat juga harus tahu, penyebab gangguan pada pelayanan, bahwa kondisi mata air yang dikelola oleh PDAM TBW mengalami penurunan karena faktor alam, dan ini sudha menjadi hal biasa setiap tahunya. “Mudah-mudahan dua bulan kedepan kita sudah mencapatkan curah hujan lagi,”ujarnya.
Jika menilik pada perkiraan BMKG yang menyebutkan musim kemarau akan lebih panjang dari tahun sebelumnya, maka antisipasi yang dilakukan oleh pihaknya mau tidak mau dengan melakukan penggiliran dengan durasi yang sangat pendek.
“Ya kalau cuaca terus kering sampe akhir tahun, ini akan semakin menyulitkan PDAM, maka durasi penggiliran akan semakin pendek, yang biasanya 6 sampai 7 jam bisa menjadi 2 atau satu jam. Tapi kami juga tengah mengajukan bantuan unit tengki ke Kementrian PU, untuk pendistribusian air pada pelanggan yang tidak bisa dijangkau oleh air perpipaan. Mudah-mudahan bisa cepat terealiaasasi,” paparnya.
Anton juga menambahkan bukan mata air saja yang terken imbas, namun sumur milik PDAM pun sama-sama terkena hal yang serupa, jam operasionalnya pun kini menjadi 24 jam full untuk mensuplai wilayah tertentu.
“Sumur yang kita punya itu terbatas hanya enam. Yakni, di Salabintana, Prana, Cisaat, Lembursitu, Cibeureum dan Baros dan itu masih beroperasi untuk membantu memenuhi kebutuhan air kepada pelanggan,”pungkasnya. (ardan)
Discussion about this post