SOREANG, walimedia.com – Guna menjaga keamanan pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Bandung melaksanakan Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD).
Dalam kegiatan tersebut, pemerintah daerah dan BBPOM membentuk kader keamanan desa yang terdiri dari guru, pelaku usaha, karang taruna dan organisasi kepemudaan.
“Tak hanya itu, kami juga telah membentuk desa paman (pangan aman), pasar aman dari bahan berbahaya dan pramuka saka (sadar pangan aman),” ucap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Drs.Teddy Kusdiana, M.Si di sela – sela kegiatan Workshop Perkuatan Kapasitas Desa di Soreang, Selasa (3/12/19).
Sekda berharap, workshop dapat menjadi sarana komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang efektif untuk meningkatkan pemahaman keamanan pangan bagi masyarakat.
Sampai saat ini, kata Teddy keamanan pangan cenderung menjadi hal yang terabaikan. Sebagian masyarakat beranggapan, selagi tidak menimbulkan keracunan maka pangan tersebut dinilai aman.
Padahal, masyarakat perlu tahu, keamanan suatu pangan mutu dan gizinya juga perlu diperhatikan.
Jika seluruh masyarakat mengkonsumsi pangan yang aman, bermutu dan bergizi, Teddy berharap tidak akan ada lagi kasus stunting di Kabupaten Bandung.
Ditempat yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Informasi dan Komunikasi BBPOM di Bandung Ir. Rusiyana, M.Sc menjelaskan, GKPD bertujuan meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap perilaku masyarakat desa tentang pangan, sesuai dengan pesan 5 kunci keamanan pangan.
Antara lain adalah menjaga kebersihan, memisahkan pangan matang dan mentah, memasak dengan benar, menjaga pangan pada suhu aman dan menggunakan air dan bahan pangan yang aman.
Tahun 2019, lanjut Rusiaya, BBPOM di Bandung tengah melaksanakan program pembentukan desa pangan aman (Paman) sebanyak 449 desa di Jawa Barat.
“Tahun 2019 ini, GKPD dilaksanakan di Kabupaten Bandung,” pungkas Rusiyana.(pan)
Discussion about this post