BANDUNG, walimedia.com – Pemerintah provinsi Jawa Barat selama ini telah melakukan akselerasi agar jumlah penduduk miskin bisa terus ditekan dan semakin sedikit. Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat.
Demikian disampaikan Wakil gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menanggapi paparan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terkait tingginya jumlah penduduk miskin di Jawa Barat. Saat ini, angka penduduk miskin di Jawa Barat mencapai 3.399.160 jiwa per 2019 dan didominasi masyarakat pedesaan.
Meski cenderung menurun jika dibandingkan 2018 yang mencapai 3.615.790 jiwa, tetapi penduduk miskin di pedesaan mencapai angka 9,79 persen atau dari 100 orang di pedesaan, terdapat 9 orang miskin. Sementara di perkotaan, persentasenya mencapai 3,03 persen atau ada 6 warga miskin dari 100 orang.
Uu menyebut, Pemprov Jabar telah mengalokasikan anggaran Rp 403 miliar per Agustus 2019 bagi 3 juta warga miskin. Pihaknya juga memiliki program perbaikan rumah tidak layak huni sebesar Rp 16 miliar. Selain itu, warga miskin diupayakan bisa berusaha dengan kemudahan permodalan melalui alokasi anggaran Rp 50 miliar.
“Walau kemiskinan menurun signifikan, ini masih perlu penguatan sinergi semua kepentingan,” kata Uu usai rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Jawa Barat di Bandung, Kamis (31/10/2019).
Dipaparkan Uu, selama ini kepala daerah yang dipilih masyarakat kerap kali menyinggung mengenai pengentasan kemiskinan. Untuk itu, dirinya meminta pengentasan kemiskinan dilaksanakan melalui program dan kerjasama dengan seluruh instansi bagi tingkat pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.
“Jangan pengentasan kemiskinan ini hanya menjadi jargon saat kampanye. Kalau kampanye begitu hebat mari kita perjuangkan. Kita bantu para fakir, jompo, dhuafa dan yang lainnya,” kata dia.
Selain itu, Uu menyebut selama ini banyak pemahaman kurang baik yang lebih mudah disisipkan kepada masyarakat miskin. Dengan iming-iming uang dan kesejahteraan masyarakat kategori miskin ini kemudian terbuai dan mau melakukan berbagai hal, termasuk sesuatu yang negatif dan bertentangan dengan negara.
“Saya sangat berharap seluruh daerah bisa berkolaborasi mengurangi angka kemiskinan yang. Kita mesti berani untuk selalu berinovasi dengan berbagai eksperimen dalam penanggulangan kemiskinan,” pungkasnya.(yon)
Discussion about this post