SOREANG | WALIMEDIA – Meningkatnya angka perceraian merupakan efek domino dari pandemi Covid (Corona virusdisease) -19 yang mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi berkelanjutan. Dan pasangan yang tidak memiliki pondasi kuat dalam mebangun rumah tangga, maka akan mengambil jalan pintas berupa perceraian.
Oleh karenanya, dalam membangun sebuah keluarga harus memiliki pondasi yang kuat, sehingga siap dalam menghadapi permasalahan yang timbul di kemudian hari. Termasuk timbulnya permasalahan ekonomi akibat pandemic Covid-19 seperti sekarang ini.
“Tidak dipungkiri lagi, adanya Covid-19 sekarang menimbulkan efek domino yang terus berkelanjutan. Salah satunya pada faktor ekonomi yang menjadi alasan sebagian besar pasangan menikah mengajukan cerai. Ini menjadi persoalan yang dahsyat dan berkontribusi besar terhadap perceraian,”jelas Ustadz Tatan Ahmad Santana, Ketua Harian “Jabar Bergerak” kepada WALIMEDIA beberapa waktu lalu.
Menurut Ustadz Tatan, pondasi—ilmu dan agama/keyakinan—yang kuat merupakan kunci untuk mempertahankan rumah tangga, termasuk di tengah masa pandemic Covid-19.
Bahkan dengan pondasi yang kuat pula, pandemi Covid-19 bisa dijadikan kesempatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa kasih-sayang di dalam keluarga.
“Namun jika pondasinya tidak kuat, terkadang kondisi seperti ini dapat menimbulkan persoalan-persoalan baru, yang semakin lama semakin menumpuk,” katanya, Jum’at (4/9/2020).
Terkait meningkatnya perceraian disaat pendemi Covid-19 ini pula Tatan mersepon positif ajakan Bupati Bandung agar tokoh agama atau ulama ikut memberikan kontribusi guna menekan angka perceraian.
Menurutnya, ulama/tokoh agama dapat memberikan kontribusi signifikan dengan memberikan dukungan dan nasehat moril kepada masyarakat.
Sebagai sosok yang dipandang dekat dengan masyarakat, lanjut Tatan, ulama/tokoh agama dapat memberikan wejangan, masukan kepada masyarakat bagaimana cara memperkokoh rumah tangga di masa pandemi.
Lewat WALIMEDIA, Ustadz millenial ini berpesan agar mengindari perceraian. Karena bagaimana pun juga dengan perceraian akan menimbulkan masalah baru.
“Bagaimana pun juga, saya selalu memahami perceraian itu selalu menghadirkan luka. Takutnya anak-anak mendapatkan trauma di masa mendatang,” pungkasnya.(Thoriq)
Discussion about this post