BANDUNG, walimedia.com. -Berdasarkan riset dari berbagai lembaga survey diantaranya Wahid Institute, Setara dan CRCS UGM, Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat intoleransi tertinggi, selain itu praktek toleransi juga banyak akan tetapi tidak terekpose media, sehingga selama ini masyarakat banyak mendengar cerita horor dan konflik.
Hal itu dinyatakan oleh Presidium Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub) Wawan Gunawan disela-sela Diskusi Media untuk Penguatan Toleransi dan Keberagaman, yang dihadiri 20 media komunitas bertempat di Java Retro Hotel, Pasteur Kota Bandung (01/09/18).
“Media merupakan pilar demokrasi yang memiliki peran penting dalam kegiatan edukasi masyarakat dan inti edukasi adalah akses informasi. Media punya kekuatan untuk menyampaikan gagasan-gagasan seluas mungkin ke masyarakat,” tambah Wawan.
Sementara itu Program Manager Search for Common Ground (Search) Moudy Cyntia menyatakan bahwa media memegang peranan penting dalam membentuk perspektif audiens tentang sesuatu.
“Media mainstream maupun online masih memuat pemberitaan yang bersifat memprovokasi, berpotensi mengikis rasa toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Karenanya, Search merasa perlu bekerja bersama jejaring media untuk membangun kesadaran dan mendorong dihidupkannya prinsip-prinsip toleransi atau penghargaan serta memberikan ruang bagi kelompok minoritas”, paparnya.
Diskusi yang juga dihadiri ole.h aktivis mahasiswa tersebut juga menghadirkan narasumber Budayawan Sunda Hawe Setiawan dari Lakpesdam NU dan Koordinator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandung Ari Morgan.(jum)
Discussion about this post