BANDUNG, walimedia.com – Proyek perbaikan rumah dinas Gubernur Jawa Barat atau revitalisasi Gedung Pakuan banyak mendapat sorotan publik. Khususnya soal penggunaan anggaran yang mencapai Rp 4,3 miliar yang bersumber dari APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah).
“Proyek itu kan hanya untuk keperluan pribadi gubernur, hanya untuk kenyamanan dia saja. Sesuatu yang berlebihan. Gedung Pakuan yang sekarang sudah cukup,” tutur Imam Budi Hartono, Ketua Komisi IV DPRD Jabar, di Bandung, Sabtu (16/11/2019).
Imam menjelaskan, proyek revitalisasi Gedung Pakuan dinilai hanya untuk kepuasan sendiri dan keluarga. Dirinya mengaku heran dengan Ridwan Kamil yang dinilai terkesan tidak merasa puas dengan kehidupan saat ini sebagai Gubernur Jawa Barat.
Menurut anggota fraksi PKS ini, pembangunan kolam renang, air mancur dan taman tidak sebanding dengan keadaan masyarakat. Sebab, kondisi rumah-rumah masyarakat di Jawa Barat masih banyak yang tidak layak huni, bahkan ada belum memiliki tempat tinggal.
“Proyek ini menyakitkan hati rakyat Jawa Barat. Di rumah dinas Gubernur yang bernama Pakuan sudah lebih dari kata mencukupi untuk tinggal seorang gubernur dan keluarganya,” kata Imam.
Dibanding anggaran program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) 10 ribu unit di 2020, kata dia, proyek revitalisasi Gedung Pakuan memakan biaya cukup besar, seperti persiapan Rp 100 juta, pekerjaan taman dan kolam renang Rp 3,36 miliar dan pekerjaan air mancur Rp 500 juta. Padahal, kebutuhan Rutilahu mencapai 46.000 unit.
“Sementara untuk kepuasan dan menyalurkan bakat di bidang arsitektur, dia lebih mementingkan membangun rumah dinasnya. Sekali lagi masih banyak anggaran yang dibutuhkan warga Jawa Barat, dan dia hanya melihat ingin kerja nyaman, tempat tinggal nyaman dan seterusnya,” jelas dia.
Selain itu, pembuatan taman, air mancur terutama kolam renang tentu membutuhkan anggaran pemeliharaan yang pasti lebih besar. Untuk itu, perbaikan seharusnya dilakukan untuk yang kecil-kecil, sehingga tidak dengan proyek tidak penting dengan nilai cukup fantastis.
“Nilainya sangat menyakitkan rakyat. Karena sebenarnya banyak sekali kebutuhan dasar warga Jabar yang masih perlu dibantu,” ujar Imam.(yon)
Discussion about this post