BANDUNG | WALIMEDIA – Sampah di Kota Bandung kini bisa terpantau aplikasi Bandung Waste management (BWM) sebuah sarana komunikasi pemerintah dengan masyarakat dalam upaya penanganan sampah.
Aplikasi inovatif digital ini baru saja diluncurkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung di Hotel el Royale, Senin (2 Oktober 2023)
Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, aplikasi di zaman serba cepat seperti ini adalah keniscayaan. Tujuannya untuk membuat pelayanan di Kota Bandung menjadi jauh lebih baik, mudah, terbuka, dan cepat.
“Aplikasi yang kita hadirkan termasuk juga kebutuhan kekinian dalam menghadapi situasi darurat sampah. BWM ini menjadi sarana komunikasi kita dengan warga masyarakat dalam upaya penanganan sampah. Sebab kalau door to door kan berat,” ujar Sekretaris daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna saat peluncuran.
Ema berharap, melalui aplikasi tersebut warga Bandung bisa lebih cepat terinformasikan dan mendapatkan edukasi serta penanganan terkait permasalahan sampah oleh pemerintah.
“Kita mengharapkan satu waktu bertemu dengan apa yang disebut dengan Zero Complain, sehingga tidak ada lagi keluhan-keluhan masyarakat karena kecepatan dari aparatur pemerintah kota yang mampu memberikan layanan terbaik dengan daya dukung teknologi,” harapnya.
Selain BWM, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga memiliki sejumlah aplikasi lain yang mampu memudahkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya Bandung Sadayana, sebuah aplikasi yang mengakomodasi semua jenis layanan publik.
“Misalnya masalah layanan kesehatan di rumah sakit ini ada berapa bed (tempat tidur), ruangannya sudah penuh atau belum, dan lain sebagainya. Hal lain kebutuhan pokok keseharian warga masyarakat juga bisa diketahui, seperti harga telur per hari, komparasi antar pasar juga ada,” jelasnya.
Rute kendaraan beserta ongkosnya juga bisa dicek melalui aplikasi tersebut. Untuk menunjang digitalisasi di Kota Bandung, Ema mengatakan, sarana prasarana penunjang juga terus dilengkapi.
“Pertama, kita sedang terus mengoptimalkan supaya kehadiran wi-fi merata di seluruh wilayah kota. Kemudian yang kedua tadi ada kamera atau juga ada CCTV yang berfungsi sebagai media dalam mengawasi fasilitas publik,” papar Ema.
Bagi Ema, kehadiran CCTV bukan hanya untuk mengawasinya, tapi juga diharapkan mampu mempermudah dalam menindaklanjuti kriminalitas.
“Itu harus sudah segera kita tangani, sehingga kita bukan hanya kaya dengan data, tapi harus kayak dengan tindakan juga,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana menuturkan, saat ini Pemkot Bandung tengah merampingkan jumlah aplikasi yang ada. Dari 350 aplikasi, telah disederhanakan menjadi 236 aplikasi.
“Pengurangan aplikasi tapi tidak mengurangi fungsi. Dengan Multisite, menyatukan pelayanan dalam satu genggaman,” ucap Yayan.
Ia juga menjelaskan, dengan dirilisnya BWM, masyarakat bisa memantau kondisi sampah yang ada di TPS, kawasan bisnis, hingga perumahan.
“Bahkan kita juga bisa lihat berapa jumlah sampah yang organik, anorganik, residu, berapa yang bisa diolah lagi dan lainnya,” tuturnya.
Selain aplikasi, Kota Bandung juga memfasilitasi masyarakat dengan CCTV analitik.
“Kita bisa memantau parkir liar, PKL, gambar pengendara, dan plat mobil. Lalu ada juga pengembangan fungsi AI CCTV kamera dan drone yang berfungsi untuk mendeteksi pelanggaran ketertiban umum,” ungkap Yayan.
Tak hanya itu, banyak aplikasi yang telah mempermudah proses pelayanan kepada masyarakat bahkan mulai dari tingkat kewilayahan, salah satunya dengan sipaku.bandung.go.id. (*)
Discussion about this post