BANJARMASIN | WALI MEDIA, – Sejumlah atlet dari berbagai daerah menolak mengikuti pertandingan lomba lari 3.000 meter pada Pekan olahraga wartawan Nasional (Porwanas) XIV 2024 yang berlangsung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Mereka menolak mengikuti lomba cabang olahraga (cabor) atletik tersebut dengan alasan atlet lari asal PWI Jawa Barat merupakan pelari yang pernah mengikuti lomba pada kejuaraan nasional.
Padahal Dewan hakim melalui surat keputusan (SK) nomor: 01/DH/VIII/2024 pelari utusan PWI Jawa Barat (Jabar) merupakan atlet yang sah untuk mengikuti Porwanas 2024.
Dalam SK itu juga disebutkan laporan dari Panitia Pelaksana Cabor Atletik dalam Teknikal Meeting, yang memutuskan diskualifikasi, tidak didukung dengan data dan bukti autentik dan valid, bahwa yang bersangkutan pernah mengikuti Kejurnas.
Surat tersebut ditandatangani oleh Yesayas Oktavianus (Wakil Ketua), Jhoni Ramadhan Silalahi (Wakil Ketua), Syaiful Husein (Sekretaris), Didin Aryadi (Wakil Sekretaris), Ronald Seger Prabowo (anggota), dan Batje Warlauw (anggota).
Kendati sudah ada surat keputusan dewan hakim, akan tetapi sejumlah daerah tetap menolak mengikuti lomba dan mendesak agar pelari jabar tidak ikut berlomba. Mereka hanya ingin berlomba jika pelari Jabar tidak turun ke arena. Hingga akhirnya, mereka memilih untuk mengundurkan diri.
Hingga Sabtu 24 Agustus 2024, cabang olahraga atletik nomor lari 3.000 meter belum diperlombakan.
Sementara Ketua PWI Jabar, Hilman Hidayat menduga, ada pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Jabar meraih prestasi. Apalagi secara teknis, atlet Jabar lebih baik dibandingkan daerah lain.
“Daerah lain memilih menyerang dengan cara-cara di luar arena pertandingan. Bahkan melakukan fitnah-fitnah yang menyatakan Jabar curang dengan menyebarkan informasi melalui media. Padahal Dewan Hakim sudah jelas-jelas memutuskan atlet Jabar berhak untuk mengikuti lomba,” tegas Hilman, Sabtu (24/8/2024).
Menurutnya, Jabar selalu menjunjung tinggi sportivitas. Tetapi daerah lain memilih cara-cara yang tidak elegan. Padahal semangat Porwanas adalah silahturahmi.
“Kita akan lawan ketika atlet Jabar dizolimi,” tegas Hilman.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Jabar, Ahmad Syukrie menegaskan, dugaan sejumlah daerah tersebut tidak benar. Apalagi tudingan tersebut tanpa disertai bukti.
“Silakan buktikan jika atlet kami bermasalah. Tetapi ternyata mereka tak bisa menunjukannya,” kata dia saat di lokasi perlombaan.
Ia mengatakan sebelum Porwanas, PWI Jabar melakukan penjaringan dan terpilihlah atlet yang akan berlomba di Porwanas.
“Kalau pun pernah ikut event lari di Malaysia, itu sifatnya kan open (terbuka). Siapapun bisa mengikutinya. Apa itu jadi atlet Kejurnas?” ujarnya.
“Di data hasil Kejurnas atletik juga tidak ada. Silahkan saja daerah lain membuktikannya,” imbuh Ahmad.**
Discussion about this post