BANDUNG | WALIMEDIA – Nasib sial dialami oleh Maman Suherman (65), warga Antapani Kidul kecamatan Antapani, kota Bandung. Berharap dapat barang impian, eh malah uangnya yang melayang.
Maman seorang wartawan senior di kota Bandung ini menceritakan pengalaman sialnya saat bertransaksi barang lewat dunia maya kepada WALIMEDIA, Jum’at (26/6/2020). Transaksi yang berujung tipu-tipu. Pengalamannya ini diceritakan agar orang lain berhati-hati saat akan melakukan jual-beli, khususnya di lapak online.
Diceritakan Maman, ia sempat berniat membeli motor pengganti motornya yang hilang beberapa bulan sebelumnya. Selain sempat wara-wiri ke beberapa showroom, ia pun mencarinya di lapak penjualan online. Ia mencari sepeda motor yang harganya murah tapi berkwalitas tidak murahan.
Alhasil setelah sekian lama mencari, didapatlah iklan penjualan sebuah sepeda motor di salah satu portal jual beli. sebuah skutik warna putih merek Honda tahun rakitan 2015 dengan harga Rp. 5.500.000,-. Ia pun langsung menhubungi nomor telepon yang terpampang di lapak tersebut.
“Saya tertarik dengan penawaran sepeda motor dengan harganya murah. Apalagi menurut penjualnya yang mengaku berprofesi sebagai dokter, motor itu terawat dan jarang dipakai” kata Maman.
Karena ketertarikannya itu, Maman pun melakukan penawaran lewat chating lewat aplikasi WA (Whatsaap). “Setelah tawar menawar, maka sepakatlah harga motor di angka empat juta setengah,”jelas Maman yang mengaku sempat bersyukur tawarannya disetujui penjual.
Setelah lama bincang-bincang lewat WA dan adamya kesepakatan, Maman pun mentransfer uang sebesar Rp 1 juta sebagai bukti keseriusannya untuk memiliki sepeda motor produk Jepang itu. Ia transfer melalui teller di sebuah bank yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Menurut Maman, penjual akan mengirim barang setelah ia melunasi sisa pembayaran. Pengiriman barang melalui jasa pengiriman dan ditujukan ke alamat rumah. ”Saya sih awalnya percaya karena penjual mengirim foto KTP lewat pesan WA, apalagi ia mengaku sebagai dokter,”jelas Maman seraya memperlihatkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) dimaksud.
Meski sempat diingatkan oleh rekan kerjanya yang nyaris tertipu oleh oknum pelapak online, tapi Maman bersikukuh kalau jual-belinya akan baik-baik saja. Apalagi si pelapak (penjual) memasang foto profil WA-nya, mengaku berprofesi sebagai dokter dan alamatnya masih berada di sekitaran kota Bandung.
“Saya yakin karena penjual pasang foto profil dan mengaku tinggal di sekitaran Antapani, Bandung,”tandas Maman.
Namun lacur, saat ia akan melunasinya, penjual bertele-tele memberi alasan. Mulai dari permintaan pelunasan terlebih dahulu sebelum pengiriman, juga adanya kendala pengiriman di perjalanan.
“Sampai sekarang nomor kontaknya tidak bisa lagi dihubungi. Sudah tidak aktif lagi,”pungkas Maman yang kini sadar bahwa ia sudah tertipu mentah-mentah oleh pelapak online. (Bud)
Discussion about this post