BANDUNG | WALIMEDIA – Keberadaan Marbot (penjaga masjid) menjadi ujung tombak kebersihan dan kenyamanan masjid saat jamaah menjalankan ibadah. Di bulan Ramadhan ini sebagai misal, peran mereka semakin meningkat.
Terkadang di beberapa masjid selain ada penambahan kegiatan Shalat Tarawih juga ada yang melaksankan sahur bersama serta kegiatan pemberian takjil gratis kepada jamaah yang datang. Tentunya semua itu dilakukan demi memberi kepuasan kepada jamaah di bulan yang penuh berkah ini.
Kartika (62), marbot Masjid Al Fajar RW 04 Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung mengakui jika kegiatan di bulan Ramadhan memang semakin meningkat. Menurutnya, pekerjaan marbot yang semula hanya beres-beres masjid termasuk menyapu dan mengepel lantai namun karena bulan Ramadan ada tambahan pekerjaan lain yaitu tugas menyediakan takjil untuk buka bersama.
“Terus terang saya yang selalu mengatur minuman takjil yang diberi oleh warga. Juga terkadang saya dan rekan bikin kolak atau membuat goreng bala-bala karena makanan itu disukai oleh jamaah yang datang,” tuturnya saat dihubungi WMOL (29/4-2021) di tengah kesibukannya.
Kartika sesekali tidur di masjid. Ia mengerjakan tugasnya mulai pukul 11.00 hingga pukul 20.00 WIB. Ia mendapatkan gaji per bulan sebesar Rp 200.000,- dari hasil kencleng tiap Jum’at. Tetapi selama bulan Ramadhan ini telah masuk hari yang ke tujuh belas ternyata belum ada pihak yang membantu dirinya.
“Memang saya tidak berharap sih. Tetapi kalau ada saya tidak ingin menolak. Yang jelas saya sebagai marbot tetap mengerjakan tugas-tugas. Saya memang punya harapan ini bisa memberi sesuatu yang lebih kepada anak dan isteri saya kalau bisa,” tambahnya.
Tak jauh beda dengan Kartika, Miswara (60) yang sudah lama menjadi marbot di masjid Al Musyawaroh RW 01 Ciroyom mengatakan pada dasarnya tugas marbot tak jauh dari beres-beres masjid. Hanya pada bulan Ramadhan ini tugasnya bertambah dengan membantu memberikan takjil gratis bagi jamaah yang ingin berbuka di masjid. Karena setiap hari ada saja orang yang memberikan minuman dan makanan takjil ke masjid ini.
“Karena saya memang selalu standby di masjid ini maka pekerjaan itu mudah dilakukan. Sementara isteri dan anak saya tinggal di Kawasan Cibeber, Kota Cimahi. Namun saya begitu senang mengerjakan tugas-tugas marbot ini,” terang Miswara yang begitu bersemangat mengerjakan tugas-tugasnya itu.
Miswara mengakui tidak memiliki gaji setiap bulannya. Hanya oleh bendahara masjid seminggu sekali diberi uang Rp 50.000,- . Namun setiap saat selalu saja ada orang baik hati yang memberi rezeki kepadanya. Menurutnya, memang sampai saat ini belum ada yang memberi bantuan kepada dirinya tetapi tidak begitu diharapkan. Namun jika ada ia tentu akan senang menerimanya.
“Ya yang penting tugas itu bisa saya lakukan dengan baik dan ikhlas. Apalagi nanti ketika akan melaksanakan Shalat Iedul Fitri maka masjid ini akan saya bersihkan dengan memakai wewangian hingga jamaah yang datang akan senang melihatnya,” ujar Miswara yang berharap Shalat Iedul Fitri tahun ini bisa berjalan secara lancar.
Begitupula dengan marbot Masjid Baitus Shodri RW 09 Ciroyom, Badin Sumardin (65). Ia mengaku menjadi marbot karena ketertarikan ingin selalu melihat masjid bersih dan terlihat menarik. Dia tidak mengharapkan apapun. Kalau ada yang memberi ia terima, namun kalaupun tidak ia berharap setidaknya bisa mendapat pahala.
“Bulan Ramadhan ini memang ada tambahan kerja yaitu membagikan takjil tetapi yang biasa dilakukan tetap saja beberes di masjid seperti pada umumnya,” ungkapnya.
Badin juga dipercaya mengelola air yang bisa dimanfaatkan warga sekitar masjid dengan memberikan infaq/ sedekah untuk kepentingan masjid. Dirinya tinggal dekat dengan masjid. Kendati di masjid harus bekerja sampai larut malam, ia tak takut karena pulang begitu mudah dilakukannya.
“Saya sudah menjadi marbot di masjid ini hampir delapan tahun lamanya. Mudah-mudahan saja, apa yang saya lakukan ini menambah pahala dan berkah bagi kehidupan saya,” tambah Badin bersemangat.
Tentunya pekerjaan menjadi marbot memang mulia karena menghasilkan pahala yang begitu besar. Namun tak ada salahnya jika kaum aghnia mau peduli memperhatikan kesejahteraan mereka agar mereka tenang di dalam menjalankan tugas-tugasnya di masjid.
Marbot, profesi mulia yang begitu sederhana namun terkadang sering terlupakan.(deffy)
Discussion about this post