BANDUNG. Bahasa Inggris telah disepakati sebagai bahasa resmi Internasional yang digunakan secara universal, baik dalam dunia teknologi, pendidikan, ekonomi politik, budaya dan bidang lainnya. Karenanya, memiliki keterampilan berbahasa Inggris menjadi nilai tambah untuk dapat bersaing di kancah internasional. Terlebih dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dimana bahasa Inggris tidak lagi dipelajari sebagai alat pengembangan diri, namun sebagai alat yang penting dalam semua aspek kehidupan.
Berangkat dari pemikiran itu, Wali kota Bandung, Ridwan Kamil, tahun 2014 menggulirkan Program English Thursday atau Kamis Inggris untuk membudayakan warga Kota Bandung menggunakan bahasa internasional tersebut. Kamis Inggris menjadi salah satu Fun Days di Kota Bandung, bersama-sama Gerakan Pungut Sampah (GPS) dan One Day No Rice pada hari Senin, Selasa Tanpa Rokok, Rebo Nyunda, Jumat Bersepeda, Sabtu Festival dan Minggu Car Free Day.
Wali kota menganjurkan seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dan warga umumnya menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa untuk berkomunikasi dan bertutur sepanjang hari Kamis. Kegiatan ini selain membiasakan warga menggunakan bahasa Inggris, juga untuk menyiapkan SDM yang percaya diri menghadapi kompetisi di tingkat internasional. “Karenanya, saya mengimbau warga Bandung untuk mempelajari bahasa Inggris dengan cara menyenangkan dan berharap menjadi salah satu poin penambah indeks kebahagiaan masyarakat Bandung,” kata Wali kota.
Taman Bahasa Sukseskan Kamis Inggris
Memasuki tahun ketiga, program Kamis Inggris semakin dikenal dan mendapat dukungan dari masyarakat. Wali kota juga menjalin kerjasama dengan seratusan media penyiaran radio se-Jawa Barat yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Jawa Barat, Jumat (19/5/2017), untuk membantu program pemerintah dalam mengkampanyekan Rebo Nyunda dan Kamis English.
Komitmen tersebut ditindaklanjuti oleh media-media radio se-Kota Bandung dengan mengadakan program siaran berbahasa Sunda setiap hari Rabu dan program berbahasa Inggris setiap hari Kamis. “Cara ini juga membuat orang Bandung bisa kompetitif, memahami bahwa jika ingin maju harus menguasai bahasa Inggris,” tutur Wali kota.
Selain itu, dukungan dari berbagai komunitas, termasuk grup bahasa Inggris yang dikenal dengan sebutan Taman Bahasa.
Taman yang berlokasi di Depan Patung Kubus ITB ini berdiri sejak tahun 2014 dan dibidani pegiat bahasa Inggris, Misan Anan Alamsyah dan 4 (empat) rekannya yang masing-masing memiliki nama panggilan ; Mang Odoy, Mang Yusuf, Mang Martin dan Mang Queen. Grup ini dibentuk berangkat dari keinginan pendirinya untuk memasyarakatkan bahasa Inggris dengan cara yang mudah dan harga terjangkau. Grup ini hadir setiap hari Minggu, dimulai jam 08.00 sampai 10.00 WIB.
Latar belakang berdirinya grup ini dikarenakan bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan, sementara harga untuk mengikuti kegiatan kursus bahasa Inggris di Kota Bandung masih tergolong mahal sehingga tidak terjangkau oleh sebagian masyarakat. “Karena itu, taman bahasa hadir untuk membantu masyarakat yang mau belajar dan melancarkan bahasa Inggris. Minimal, bisa berbahasa Inggris pasif, dan itu gratis, tanpa dipungut bayaran, alias free,” tutur Misan, beberapa waktu lalu.
Practice, practice and practice
Tentang kurikulum, pria lulusan La Salle Extension College, Illinois, Chikago USA ini mengaku tidak memiliki kurikulum khusus untuk membernya. Memanfaatkan area terbuka depan kampus ITB, ia hany dibantu beberapa grup advance dan grup leader, Misan dan Martin menerapkan aturan yang fleksibel sehingga grup diskusi dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya dalam suasana santai, penuh keakraban, dan happy.
“Biasanya setiap grup leader membuat bahan pelajaran dengan materi topik-topik terbaru yang sedang hangat di masyarakat. Siapa saja boleh bergabung di grup ini dan semua topik boleh dibahas, kecuali politik dan SARA,” jelasnya.
Upaya Misan untuk mendukung program Kamis Inggris patut diapresiasi. Selain mengajar di Taman Bahasa, ia juga rutin memberikan kursus singkat kepada sejumlah grup pejabat public di Kota Bandung, diantaranya di lingkungan Dinas UKM Kota Bandung dan Bagian Humas Setda Kota Bandung. Hampir setiap orang yang ia temui akan ia sapa dalam bahasa Inggris dan hal ini dilakoni dengan penuh semangat demi mimpi besarnya menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua warga Kota Bandung.
Tentu bukan hal mudah, apalagi di usia yang sudah tidak muda lagi. Namun bagi suami dari Hana Nur Hasanah ini, terus mengajak masyarakat untuk mau berkomunikasi dalam bahasa Inggris menjadi kesenangan dan kebahagiaan tersendiri, meski pun ia harus meluangkan waktu, tenaga dan pikiran yang tidak sedikit. “Saya semangat dan harus terus bersemangat. Kalau ditanya kenapa saya mau melakukan ini, ya karena saya ingin menjadikan bahasa Inggris bukan lagi sebagai bahasa asing bagi warga Bandung, tetapi sebagai bahasa kedua selain bahasa Sunda. Selain itu, kami mendukung Kamis Inggris, sebagai program yang sangat bagus dan harus didukung,” ujar kakek yang sangat dekat dengan cucunya.
Kini, Taman Bahasa sudah menjadi salah satu sudut kumpul asyik bagi masyarakat Kota Bandung yang ingin melancarkan kemampuannya berbahasa Inggris tanpa harus merasa canggung dan yang pastinya tetap gratis. Selain mendukung program Kamis Inggris, keberadaan grup ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Misan dan rekan-rekannya sehingga ia senantiasa bersemangat menularkan virus berbahasa Inggris lebih luas lagi.
“Kuncinya sedernaha, yaitu practice, practise and practice, jangan malu untuk salah dalam berbahasa Inggris, asalkan terus dilatih pasti bisa,” pungkasnya.(Adv/Abud)
Discussion about this post