BANDUNG | WALIMEDIA – Sistem Seleksi Elektronik (SSE) dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2021 dinilai sudah baik dan pelaksanaannya pun berjalan lancar. Oleh karenanya, ke depan sistem ini perlu dikembangkan untuk menjadi gerbang masa depan insan paripurna.
Caranya dengan menjaring siswa yang memiliki kecakapan baca tulis Al-Quran (BTQ), wawasan kebangsaan, agen moderasi beragama dan non-muslim bisa kuliah di bawah lingkungan Kementerian Agama.
“Sistem IT (Informasi Teknologi) sudah bagus. Terbukti dengan pelaksanaan UM-PTKIN berjalan lancar dengan baik dan sukses tidak ada dalam sejarahnya perjokian. Ini membuktikan sistemnya terstruktur, terencana. Dan saya sangat mengapresiasi kepada panitia, pengawas yang sudah melaksanakan ujian dengan baik, lancar,” kata Prof. Nizar Ali, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama saat melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan UM-PTKIN 2021 yang dipandu oleh Koordinator Pokja Kesekretariatan, Prof. Rosihon Anwar, di Sekretariat Nasional SPAN-UM PTKIN, Gedung Lecture Hall Lantai 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis (27/05/2021).
Sesuai arahan dari Menteri Agama, kata Nizar, keberadaan kampus harus ikut mensukseskan program-program prioritas Kemenag, yakni penguatan moderasi beragama, transformasi digital, revitalisasi KUA, cyber Islamic university, kemandirian pesantren, dan religiosity index.
“Untuk sistem UM-PTKIN harus bersedia memberikan peluang kepada non-muslim untuk bisa kuliah di kampus (PTKIN-red), dan siswa yang masuk diharapkan dapat menjadi agen moderasi beragama. Karena di lingkungan Kemenag tidak hanya milik satu agama, tapi ruhnya agama Islam,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Muhamad Ali Ramdhani menegaskan melalui seleksi ini diharapkan dapat melahirkan anak-anak terbaik sebagai insan paripurna, yang kelak dapat memberikan layanan pendidikan Islam berkualitas, pendidikan terbaik,” tandasnya.
Upaya mencetak insan-insan terbaik ini, kata Ali Ramdani, dapat dilihat dari pelaksanaan UM-PTKIN yang berjalan dengan baik, sesuai koridor, perencanaan. “Kamera yang menyala mengingatkan kita untuk tidak contek-contekan, jika ada langsung ditindak tegas dari penitia. Sukses buat semuanya karena tidak ada superman, tapi yang ada super team,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Panitia UM-PTKIN Prof. Mahmud mengatakan, minat peserta UM PTKIN tahun 2021 sangat tinggi. Total ada 115.315 pendaftar UM PTKIN. Dari jumlah itu, yang melakukan proses pembayaran sebanyak 101.738 orang.
“Sedangkan yang melakukan finalisasi serta berhak mengikuti Ujian Masuk PTKIN ini sebanyak 100.038 orang,” terangnya.
Peserta UM-PTKIN melakukan ujian secara daring dari rumah masing-masing dengan menggunakan perangkat smartphone/tab/notebook/laptop/Personal Computer dengan syarat perangkat memiliki kamera dan speaker aktif.
“Jumlah yang sudah menyelesaikan SSE secara nasional dari sesi 1 sampai 9 sebanyak 95.342 (95,3%) dari jumlah peserta 100.038 orang. Peningkatkan 95,3% ini dugaan yang tidak ikut karena sudah lulus melalui jalur lain dan diterima di perguruan tinggi, harapan bisa naik pada saat herregistrasi. Saya mengucapkan terimakasih kepada pengawas, panitia lokal, atas kerja pengawas yang disiplin dan pelaksanaannya berjalan dengan lancar,” tuturnya.
Dengan adanya mata uji baru berupa baca tulis al-Quran (BTQ) diharapkan mahasiswa yang masuk ke PTKIN sudah selesai dengan bacaan al-Qurannya.
“Selain itu terdapat materi wawasan kebangsaan, sehingga keberadaan mahasiswa tidak bermasalah lagi dengan keutuhan NKRI. Juga materi moderasi beragama, harus kita berikan, sehingga keberadaan kampus jauh dari anggapan sebagai sarang radikal,” ungkapnya.
Dalam acara monitoring dan evaluasi UM-PTKIN 2021 dilakukan proses tegur sapa dan laporan panitia lokal dari 58 PTKIN dan 1 Fakultas Agama Universias Singaperbangsa Kerawang yang dilakukan secara daring dan dihadiri para Wakil Rektor, Kepala Biro, Dekan serta Wakil Dekan I di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.(*)
Discussion about this post